Bulog Sulteng: penyerapan beras masih di bawah target

id bulog

Bulog Sulteng: penyerapan beras masih di bawah target

Stok beras di gudang Bulog Palu cukup aman (Foto Antara/Anas Masa)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Perum Bulog Sulawesi Tengah mengaku penyerapan beras produksi petani di daerahnya pada musim panen (MP) 2018 masih jauh di bawah target yang ditetapkan BUMN itu.

Kepala Perum Bulog Sulteng Khozin di Palu, Jumat membenarkan realisasi pengadaan beras untuk kebutuhan stok nasional di daerahnya terbilang paling kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Ia mengatakan hingga saat ini Bulog Sulteng baru bisa menyerap beras produksi petani di seluruh kantong-kantong produksi di provinsi itu sekitar 15.000 ton.

Berarti, kata dia, baru sekitar 30 persen dari prognosa yang ditetapkan Perum Bulog untuk MP 2018 ini sebanyak 50.000 ton.

Sementara pada MP 2017, Bulog Sulteng berhasil menyerap beras petani sebanyak 43.000 ton dari target 42.160 ton.

Khozin mengatakan kecilnya realisasi penyerapan beras di Sulteng antara lain karena harga beras di tingkat petani cukup tinggi.

Bulog membeli beras petani sesuai dengan standar harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp8.030/kg.

Sementara harga beras di tingkat petani berkisar Rp8.500/kg. Otomatis, kata dia, Bulog tidak bisa membeli dengan harga itu.

Selain itu, masih banyaknya pedagang dari luar wilayah Sulteng yang datang membeli beras di daerah ini.

Penyebab lainnya adalah terjadinya bencana alam di tiga wilayah Sulteng yakni Palu, Kabupaten Donggala, dan Sigi.

Menurut Khozin, untuk memenuhi target pengadaan beras pada 2018 tersebut, tidak mungkin lagi terpenuhi.

Namun, Bulog Sulteng menjamin stok yang ada masih cukup untuk kebutuhan penyaluran beberapa bulan ke depan.

Beberapa waktu lalu, katanya, sebagian stok beras yang ada di gudang Luwuk, Kabupaten Banggai yang selama ini merupakan salah satu sentra produksi beras di Provinsi Sulteng dipindah ke gudang beras Bulog di Kelurahan Tondo Palu.

Pemindahan stok beras dari gudang Bulog Luwuk ke Kota Palu guna mengantisipasi kebutuhan beras di tiga wilayah yakni Donggala, Sigi dan Kota Palu, yang memang membutuhkan pangan pascagempa bumi dan tsunami.

Dia juga menambahkan meski target pengadaan beras di Sulteng tidak terpenuhi, bukan berarti daerah ini kekurangan beras.

Beras di pasaran cukup banyak dan harganya pun sampai sekarang masih terkendali.