PKB Museumkan Sorban Zakir Hubaib

id PKB, museum, surban

PKB Museumkan Sorban Zakir Hubaib

kain sorban (antara)

Palu (antarasulteng.com) - DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan memasukkan sorban Ketua Dewan Syuro PKB Sulawesi Tengah almarhum KH Zakir Hubaib ke museum DPP PKB atas jasa-jasanya selama ini memperjuangkan PKB di Sulawesi Tengah.

"Keluarga almarhum tadi langsung memberikan sorban yang selalu dipakai kiyai Zakir. Tadi saya pakai. Sampai di Jakarta nanti, serban ini akan saya masukkan di museum PKB," kata Sekjen DPP PKB Imam Nahrawi pada pembukaan Muspimwil PKB Sulawesi Tengah di Palu, Rabu malam.

Setibanya di Palu, Rabu sore, Imam bersama rombongan langsung menuju ke Pondok Pesantren Alkhairaat Kabeloa yang selama ini diasuh oleh Zakir Hubaib.

Rencananya Ketua DPP PKB yang juga Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar akan berkunjung ke pesantren tersebut, tetapi karena panggilan mendadak menghadiri rapat kabinet, Muhaimin batal berkunjung ke Palu.

Imam mengatakan atas wafatnya Zakir Hubaib, PKB kehilangan seorang tokoh kharismatik berasal dari Sulawesi Tengah.

Bagi PKB, kata Imam, Zakir Hubaib adalah ulama yang memiliki komitmen teguh dalam memperjuangkan PKB sehingga pantas dikenang dan dijadikan semangat bagi kader PKB yang lain.

Zakir Hubaib meninggal di pondok pesantren Kabeloa Alkhairaat Pewunu, Kabupaten Sigi pada Selasa (25/12) sekitar pukul 08.00 WITA.

Pimpinan pondok pesantren Alkhairaat Kabeloa itu menghembuskan nafasnya karena menderita penyakit jantung.

Tidak kurang dari seribu pelayat masyarakat sekitar dan pejabat mengantar kepergian Zakir Hubaib ke pemakaman di kompleks pesantren yang ia kembangkan selama ini.

Imam Nahrawi mengatakan setiap Zakir Hubaib hadir di kantor DPP PKB, selalu memberikan dorongan dan semangat berjuang bagi kader-kader muda PKB.

"Kalau beliau datang ke DPP, beliau langsung melantunkan selawat nabi. Kami pun langsung ikut bersemangat," katanya.

Beberapa tahun terakhir, Zakir Hubaib mengembangkan pondok pesantren berbasis ekonomi dengan melibatkan masyarakat sekitarnya.

Almarhum membuka peternakan sapi di atas areal sekitar 15 hektare.

Selain mengembangkan ternak, kotoran ternak tersebut juga dimanfaatkan jadi biogas untuk kepentingan masyarakat sekitar pesantren. (A055)