Nelayan Morut sangat terbantu dengan pabrik es namun listrik mengecewakan

id Nelayan,Pabrik es,Es,Pelabuhan Perikanan

Nelayan Morut sangat terbantu dengan pabrik es namun listrik mengecewakan

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng H Hasanuddin Atjo menyaksikan proses pengambilan es di pabrik es Pelabuhan Perikanan Kolonedale, Morowali Utara, Kamis (14/3)

Trisno: Listrik yang sering padam membuat kita waswas soal mesin pabrik karena bisa-bisa cepat rusak.

Kolonodale (ANTARA) - Keberadaan pabrik es balok yang dibangun Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah di Pelabuhan Perikanan Kolonedale, Kabupaten Morowali Utara sangat membantu nelayan di daerah tersebut dalam meningkatkan produksi dan menjaga kualitas ikan hasil tangkapan.

Buauddin, nelayan asal Baturube kepada Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulteng Hasanuddin Atjo dan rombongan mengaku kualitas es produksi pabrik di pelabuhan perikanan Kolonodale itu sangat baik dan harganya lebih murah, ketimbang es produksi rumah tangga.

"Kalau es dari pabrik bisa tahan sampai dua hingga tiga hari. Beda dengan es buatan rumah tangga yang hanya tahan satu hari. Selain itu harganya juga murah," katanya.

Es pabrikan itu kata Buauddin, dijual kepafa nelayan Rp30 ribu setiap satu balok atau setara dengan 50 kilogram. Sementara es produksi rumah tangga dijual Rp1.000 perbungkus atau setara 1 kilogram.

"Jadi kalau 50 bungkus berarti Rp50 ribu. Berarti selisih harganya hampir dua kali lipat," ungkapnya.

Pabrik es yang ada di pelabuhan perikanan Kolonedale dibangun pada 2018 berkapasitas 10 ton. Saat ini pabrik es tersebut sanggup melayani bukan hanya nelayan di sekitar Kolonodale lagi tetapi sampai di Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali dan wilayah sekitarnya.

"Bahkan ada nelayan yang dari Kabupaten Tojo Unauna dan Poso ambil es balok di sini. Es di sini bukan hanya untuk nelayan, tetapi juga untuk pengumpul dan juragan ikan yang membawa ikannya sampai ke Kota Palopo (Sulsel) dan Palu," kata Kepala Unit Pelayanan Tekni (UPT) Kelautan Wilayah Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, Trisno PH.

Baca juga: Sulteng Dapat Hibah Pabrik Es Untuk Nelayan
Baca juga: Nelayan Poso akan dapat bantuan pabrik es
Baca juga: PPI Pagimana Miliki Pabrik Es Balok

Hanya saja dia mengaku kendala utama yang dihadapi yakni masalah listrik yang belum stabil sehingga berdampak pada jumlah es yang dihasilkan .

"Listrik yang sering padam membuat kita waswas soal mesin pabrik karena bisa-bisa cepat rusak. Selain itu, karena listrik tidak stabil, akibatnya es lambat membeku,” ungkap Trisno.

Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng Hasanuddin Atjo mengatakan pembangunan pabrik es di Kolonedale merupakan bukti dari komitmen Pemerintah Provinsi Sulteng dalam mengimplementasikan undang-undang perlindungan nelayan.

Saat ini katanya, makin banyak nelayan dan stakeholder lainnya yang mengaku sangat terbantu dengan hadirnya pabrik es di Pelabuhan Perikanan Kolonodale itu.

Saat meninjau pabrik es itu Kamis (14/3), Atjo yang didampingi sejumlah pejabat DKP Sulteng menyempatkan waktu untuk menyaksikan proses pengambilan dan pendistribusian es kepada nelayan.

"Sehari sebelum ini ada permintaan 100 balok es, tapi kita hanya mampu layani 70 balok karena juga harus ada yang dialokasikan untuk nelayan skala kecil. Hal ini memberikan indikasi, bahwa cukup tinggi permintaan es di daerah ini," katanya.

 

Sejumlah pekerja menaikkan ikan hasil tangkapan nelayan ke atas kendaraan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (12/2/2019). Setelah beberapa pekan beristirahat akibat angin kencang dan gelombang tinggi, nelayan di wilayah itu kembali melaut. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/pd.