IAIN butuh sarana penunjang akademik pascaterdampak tsunami

id IAIN PALU

IAIN butuh sarana penunjang akademik pascaterdampak tsunami

Proses belajar dan mengajar di IAIN Palu berlangsung di kelas-kelas darurat pascaterdampak tsunami. (Antara/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, membutuhkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan akademik pascaterdampak tsunami 28 September 2018.

"Saat sebelum bencana tsunami menerjang, kita berkesimpulan bahwa gedung dan sarana penunjang akademik lainnya dapat dianggap memadai. Sehingga saat itu, kita berpikir mengembangkan mutu dan daya saing. Saat dan pascatsunami menerjang, ternyata kita harus berpikir bagaimana mengadakan sarana prasarana, gedung yang rusak karena terdampak," ucap Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi.

IAIN Palu menjadi salah satu terdampak tsunami yang sangat parah pada Jumat 28 September 2018 petang. Setengah wilayah kampus itu rusak. Bangunan gedung di wilayah itu porak-poranda di hantam tsunami.

Pantauan Antara di lapangan, Senin 25/3, proses perkuliahan berlangsung di kelas-kelas darurat yang dibangun menggunakan papan beratapkan terpal.

Lumpur yang dibawah tsunami pada Jumat petang itu, masih membekas di Perguruan Tinggi Islam Negeri terbesar di Sulawesi Tengah itu.

Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi secara perlahan mulai dilaksanakan. Kementerian PUPR melibatkan Waskita Karya dalam kegiatan rehabilitas dan rekonstruksi IAIN Palu pascabencana tsunami.

"Diawal pascabencana tsunami, dampak tsunami sangat memberikan pengaruh terhadap civitas akademik IAIN Palu utamanya terkait upaya melejitkan mutu dan daya saing IAIN Palu," sebut Wakil Rektor Bidang Akademik IAIN Palu Dr H Abidin Djafar.

Untuk meningkatkan mutu dan daya saing akademik, sebut dia, dibutuhkan sarana penunjang antara lain seperti gedung perkuliahan, laboratorium, perpustakaan dan gedung pelayanan akademik.

"Membangun daya saing manusia, atau menyelenggarakan pembangunan manusia, tentu bukan pekerjaan mudah, seperti hanya membalik telapak tangan. Apalagi, di kondisi tertimpa bencana gempa dan tsunami yang banyak keterbatasan," kata dia.

Untuk bangkit pascaterdampak tsunami, butuh kebersamaan dan bersama-sama seluruh komponen civitas akademik menyatukan persepsi dan pendapat.***3***(T.KR-HJJ).
 
Proses belajar dan mengajar di IAIN Palu berlangsung di kelas-kelas darurat pascaterdampak tsunami. (Antara/Muhammad Hajiji)
 
Kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi bangunan gedung penunjang akademik IAIN Palu yang terdampak tsunami, dilakukan oleh Kementerian PUPR melibatkan Waskita Karya. (Antara/Muhammad Hajiji)
 
Kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi bangunan gedung penunjang akademik IAIN Palu yang terdampak tsunami, dilakukan oleh Kementerian PUPR melibatkan Waskita Karya. (Antara/Muhammad Hajiji)