Wabup Donggala : Bantuan FAO ikut atasi nelayan miskin

id FAO,Nelayan,Padagimo,Pasigala

Wabup Donggala : Bantuan FAO ikut atasi nelayan miskin

Wakil Bupati Donggala M Yasin (mengenakan kopiah hitam) berbincang bincang dengan Dirjend Perikanan Tangkap KKP, M Zulfikar Mochtar, di Donggala, Rabu (ANTARA/Muhammad Hajiji)

APBD Rp1,3 triliun, sangat kecil tidak sebanding dengan jumlah masyarakat dan luas daerah
Donggala, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Wakil Bupati Donggala, Sulawesi Tengah, M Yasin menyatakan bantuan alat tangkap ikan dari Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB atau FAO, yang diberikan kepada nelayan di Palu dan Donggala ikut membantu mengatasi masyarakat nelayan miskin.

"Semoga bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh nelayan di Donggala, untuk keluar dari pendapatan nelayan yang rendah," katanya saat pemberian bantuan alat tangkap ikan kepada 2.650 nelayan di Palu dan Donggala, yang berlangsung di Anjungan Gonenggati, Banawa, Donggala, Rabu.

FAO memberikan bantuan kepada 2.650 nelayan di Palu dan Donggala, setelah hampir setahun bencana gempa dan tsunami disertai likuefaksi menghantam dua daerah itu. Di Donggala, bantuan FAO di terima oleh 1.533 nelayan.

Baca juga : Nelayan Palu-Donggala mulai melaut setelah dapat bantuan dari FAO

Nelayan itu merupakan masyarakat pesisir pantai di sembilan kecamatan mulai Kecamatan Balaesang dan Balaesang Tanjung hingga Kecamatan Banawa dan Banawa Selatan.

Yasin berharap nelayan setelah menerima bantuan alat tangkap ikan, dimanfaatkan sesuai peruntukkannya agar dapat meningkatkan pendapat yang berujung pada peningkatan taraf hidup masyarakat pascatsunami.

Mantan Ketua DPRD Donggala itu menyebut, sebelum bencana gempa dan tsunami, kemiskinan Donggala berada di angka 18 persen dari total jumlah penduduk.
"Iya, itu sebelum bencana. Mungkin setelah bencana angkanya naik atau lebih dari itu," kata Yasin.

Saat bencana gempa dan tsunami, Donggala mengalami keterpurukan dari berbagai sektor. Sektor kelautan dan perikanan serta pertanian menjadi sektor terdampak paling parah.

Hal ini tentu memberikan dampak terhadap hilangnya pekerjaan yang secara otomatis berpengaruh terhadap meningkatnya angka kemiskinan daerah.
Disisi laim, APBD Kabupaten Donggala hanya berjumlah Rp1,3 triliun, yang diakui-nya tidak dapat membiayai secara maksimal semua sektor yang terdampak saat tsunami.

Baca juga : FAO bantu pulihkan nelayan Donggala dan Palu pascagempa

"APBD Rp1,3 triliun, sangat kecil tidak sebanding dengan jumlah masyarakat dan luas daerah," kata Yasin yang merupakan politisi Partai Gerindra.

Karena itu, ia berterima kasih kepada FAO yang telah memberikan bantuan dalam rangka percepatan pemulihan kondisi nelayan.

Ia menguraikan, Donggala memiliki sumber daya alam yang memadai. Misalkan, pada sektor kelautan, panjang pantai Donggala 400 kilo meter, masyarakat bergantung di laut.

SDA yang besar ini belum memberikan dampak yang baik terhadap pembangunan daerah. Olehnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan diharap dapat memberikan bantuan kepada nelayan Donggala agar masyarakat nelayan bisa bangkit.

Berkaitan dengan itu, Asisten FAO Representative di Indonesia - Program, Ageng Herianto, menyatakan FAO berkeinginan agar nelayan mendapat pendapatan langsung dari kegiatan tangkap ikan yang digelutinya.

"Iya, nelayan harus mengandalkan inkam-nya dari sektor kelautan," katanya.

Karena itu, FAO melakukan intervensi langsung kepada 1.533 nelayan untuk percepatan pemulihan.
 
Foto bersama Dirjen Perikanan Tangkap KKP Moh Zulfikar Mochtar, Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate, Wakil Bupati Donggala M Yasin dengan nelayan penerima manfaat dari FAO, di Donggala, Rabu. (ANTARA/Muhammad Hajiji)