Pemkot Palu genjot empat sektor pajak dukung pendapatan asli daerah

id Pendapatan daerah, pajak, palu, linu ntodea

Pemkot Palu genjot empat sektor pajak dukung pendapatan asli daerah

Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Palu Farid Yotolembah (Kanan) sedang menjelaskan materi dibawakannya saat diskusi bertajuk "Libu ntodea" atau forum publik harapan dan tantangan pendapatan daerah Kota Palu, Rabu (6/11/2019). (ANTARA/Moh Ridwan)

Penyumbang terbesar pajak kendaraan bermotor adalah Kota Palu, maka dana bagi hasil ini akan diberikan kepada daerah penyumbang sebesar 30 persen sebagai upaya mendukung peningkatan pendapatan daerah itu
Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun anggaran 2020 akan menggenjot empat sektor pajak dan retribusi untuk mendukung pendapatan asli daerah.

"Kami upayakan tahun depan sektor-sektor ini bisa memberikan sumbangsih yang signifikan pada pendapatan asli daerah," kata Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Palu Farid Yotolembah saat diskusi di forum "Libu Ntodea" bertajuk harapan dan tantangan pendapatan daerah Kota Palu, di Palu, Rabu malam.

Menurut dia, pajak hotel, hiburan, restoran dan retribusi parkir di tepi jalan umum maupun pajak parkir adalah sektor-sektor potensial bahkan masih menjadi andalan Pemkot Palu meskipun daerah ini sedang ditimpa bencana gempa, tsunami dan likuefaksi.

Pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2019, Pemkot Palu membebankan target pendapatan asli daerah sebesar Rp67 miliar, tetapi 10 bulan terakhir realisasi pendapatan sektor pajak telah melampaui target sebesar Rp88 miliar. 

Berdasarkan data instansi terkait, saat ini Kota Palu terdapat kurang lebih 1.343 wajib pajak. 

"Kami meminta DPRD agar menambah dana operasional untuk mendukung kegiatan lapangan. Kami menjamin penagihan pajak tahun depat bisa menghasilkan Rp26 miliar," ungkap Farid. 

Baca juga: Piutang pajak bumi bangunan di Palu capai Rp26 miliar
Baca juga: Apindo minta Suryo Utomo mampu lakukan perluasan basis pajak


Di samping itu, untuk mempermudah pemantauan transaksi pajak, pemerintah setempat telah memasang alat pendeteksi pajak di sejumlah hotel dan restoran menggunakan sistem dalam jaringan (daring).

Sementara itu pejabat Badan Pendapatan Daerah Sulawesi Tengah Rahma mengatakan guna meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Palu maka pajak kendaraan bermotor sangat potensial dan salah satu penopang pertumbuhan ekonomi di provinsi itu.

"Penyumbang terbesar pajak kendaraan bermotor adalah Kota Palu, maka dana bagi hasil ini akan diberikan kepada daerah penyumbang sebesar 30 persen sebagai upaya mendukung peningkatan pendapatan daerah itu," ujar Rahma. 

Menurut Akademisi Universitas Tadulako (Untad) Palu Irwan Tanjung, berdasarkan data kerugian Kota Palu pascabencana mencapai Rp6,2 triliun.

Kemudian, sektor yang terdampak parah akibat gempa, tsunami dan likuefaksi yakni pariwisata dan perdagangan, sementara sektor pertanian tidak signifikan. 

"Kerugian ekonomi Kota Palu mencapai Rp2,4 triliun. Total kerugian dari empat daerah terdampak bencana yakni Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala serta Parigi Moutong sebesar Rp24 triliun," ungkap Irwan. 

Dialog tersebut menghadirkan empat narasumber, diantaranya Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Palu Farid Yotolembah, Akademisi Universitas Tadulako Irwan Tanjung.

Selain itu juga perwakilan pelaku usaha restoran Hendra dan pejabat Badan Pendapatan Daerah Sulawesi Tengah Rahma dan dihadiri sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah, camat dan lurah serta masyarakat Kota Palu.