Airlangga: penguatan daya beli penting untuk jaga ekonomi 2020

id menko perekonomian,airlangga hartarto,daya beli masyarakat,pertumbuhan ekonomi

Airlangga: penguatan daya beli penting untuk jaga ekonomi 2020

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (ANTARA/ Abdu Faisal)

Tentu yang perlu kita jaga dalam negeri adalah buying power (daya beli) agar ekonomi tidak turun
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pentingnya penguatan daya beli untuk menjaga kondisi perekonomian pada 2020 agar tidak terdampak dari penyebaran Virus Corona.

"Tentu yang perlu kita jaga dalam negeri adalah buying power  (daya beli) agar ekonomi tidak turun," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Airlangga Hartarto menjelaskan penyebaran Virus Corona  akan berpengaruh kepada kondisi global, termasuk Indonesia, sehingga perlu ada antisipasi.

Oleh karena itu, penguatan daya beli ini menjadi penting untuk menjaga kinerja konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi pendukung utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Meski demikian, ia belum dapat memperkirakan dampak kejadian ini kepada proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,3 persen pada akhir tahun, termasuk melakukan revisi target.

"Kita juga masih monitor setiap bulan dan tren seperti apa," kata Airlangga Hartarto.

Sebelumnya, Bank Indonesia melakukan revisi pertumbuhan ekonomi pada 2020 menjadi 5,0 persen-5,4 persen, dari sebelumnya 5,1 persen-5,5 persen.

Bank sentral bahkan memproyeksikan perekonomian pada triwulan I-2020 hanya tumbuh pada kisaran 4,9 persen karena terdampak oleh kondisi global yang terpengaruh penyebaran Virus Corona.

Berdasarkan kajian Bank Indonesia, penyebaran Virus Corona dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia melalui jalur pariwisata, perdagangan, maupun investasi.

Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan stimulus melalui akselerasi belanja produktif maupun pemberian insentif dapat mendukung penguatan ekonomi nasional.

Kebijakan itu antara lain percepatan belanja yang mendorong padat karya antara lain dengan mempercepat pencairan belanja modal dan bantuan sosial.

Selain itu percepatan belanja juga mencakup peningkatan pelaksanaan kegiatan dana desa sejak awal tahun untuk menciptakan kegiatan produktif yang menyerap tenaga kerja.

Selanjutnya, stimulus belanja di antaranya Kartu Sembako yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah dengan menyiapkan kebutuhan tambahan anggaran Rp3,8 triliun.

Kebijakan lainnya adalah memberikan subsidi bunga perumahan untuk memperluas sasaran subsidi bunga perumahan menjadi sekitar 224 ribu unit rumah dengan alokasi Rp1,5 triliun pada 2021.

Kepada masyarakat berpenghasilan menengah, pemerintah ingin memberikan insentif pada sektor pariwisata, yaitu kepada agen perjalanan dan tenaga pemasaran pariwisata.

Stimulus lainnya adalah Kartu Pra Kerja yang ditujukan bagi pencari kerja, yang rencananya diberikan sebanyak dua juta kartu dengan alokasi anggaran sebesar Rp10 juta.