FKPT Sulteng mulai sosialisasikan bahaya gerakan radikal dan terorisme

id BNPT,Fkpt

FKPT Sulteng  mulai sosialisasikan bahaya gerakan radikal dan terorisme

Ketua FKPT Sulteng Dr Muh Nur Sangadji menjadi salah satu pembicara pada kegiatan dialog di RRI Palu mengenai "Bekas Combatan ISIS", di Palu, Jumat. (ANTARA/HO/Istimewa)

Palu (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah (Sulteng) mulai gencar sosialisasikan bahaya gerakan intoleransi, radikalisme dan terorisme baik lewat media masa atau kegiatan lainnya, sebagai bentuk upaya mencegah tumbuh dan berkembangnya gerakan tersebut.

"Masyarakat perlu dibina, diberitahu, dijelaskan mengenai bahaya gerakan radikalisme, intoleransi, dan terorisme. Hal ini dalam rangka membentuk ketangguhan masyarakat agar tidak mudah terpapar gerakan tersebut," ucap ketua FKPT Sulteng, Dr Muh Nur Sanagdji di Palu, Sabtu.

Pengurus FKPT Sulteng Periode 2020 - 2022 diketuai Dr Muh Nur Sangadji telah dilantik oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius di Mercure Ancol Jakarta.

Pelantikan Pengurus FKPT Sulteng dirangkaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional FKPT dengan tema "damai dan bersatu" diikuti 288 peserta dari 32 provinsi di Indonesia berlangsung sejak 17 - 20 Februari 2020.

Pascapelantikan, FKPT Sulteng yang diketuai Dr Muh Nur Sangadji bersama Polda Sulteng langsung memaparkan mengenai bahaya gerakan radikalisme, intoleransi dan terorisme dalam satu acara dialog yang disiarkan oleh RRI.

Gerakan intoleransi, radikalisme dan terorisme adalah musuh negara, yang saat ini menjadi salah satu tantangan terbesar dihadapi oleh NKRI. Olehnya, dibutuhkan gerakan kontra intoleransi, radikalisme dan terorisme yang dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif menyentuh semua komponen masyarakat dengan salah satu tujuannya yakni membentuk ketangguhan masyarakat dan melawan gerakan tersebut.

"Lewat pembentukan ketangguhan masyarakat, diharapkan ada partisipasi aktif masyarakat dalam pencegahan gerakan-gerakan tersebut," kata Nur Sangadji.

Upaya FKPT Sulteng sejalan dengan harapan BNPT yang meminta FKPT di 32 provinsi di Indonesia untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mencegah tumbuh dan berkembangnya gerakan intoleransi, radikal dan terorisme di masing-masing daerah.

"Yang perlu menjadi perhatian kita bersama adalah masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pencegahan terorisme melalui FKPT," kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayor Jenderal TNI Hendri P Lubis di Ancol Jakarta, Rabu (19/2).

Pernyataan itu disampaikan Mayjen TNI Hendri P Lubis saat menyampaikan sambutan penutupan rapat kerja nasional (Rakernas) FKPT yang diikuti 288 pengurus dari 32 provinsi di Indonesia berlangsung di Hotel Mercure Ancol Jakarta, Rabu malam.

BNPT menyimpulkan bahwa kegiatan pelibatan masyarakat dalam pencegahan gerakan-gerakan tersebut melalui FKPT cukup efektif, walaupun kurang luas ke seluruh daerah di kabupaten/kota di Indonesia.

"Kenyataan ini harus memacu kita semua yang hadir di sini, agar lebih meningkatkan kinerja dan semangat membangun jaringan di semua lini terutama dengan awak media," imbuhnya.

Dia juga meminta kepada pengurus FKPT di 32 provinsi untuk terus mempererat silaturahim dan meningkatkan koordinasi.

"Jangan sampai satu atau dua pengurus bergerak tanpa sepengetahuan pimpinan," pintanya.

Dirinya mengingatkan kepada pengurus FKPT untuk menyadari bahwa FKPT merupakan satu kesatuan yang terpimpin dan terorganisir dengan baik.
Pengurus FKPT Sulteng periode 2020 - 2022 foto bersama Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius dan para pejabat BNPT (ANTARA/HO/Istimewa)