Tokyo (ANTARA) - Peraih Nobel Jepang Tasuku Honjo membantah rumor bahwa China menciptakan virus corona, dengan mengatakan rumor tersebut "sangat menganggu."
"Saya sangat sedih begitu nama saya dan Universitas Kyoto dimanfaatkan untuk menyebarkan tuduhan palsu dan informasi sesat," kata profesor Jepang berusia 78 tahun itu melalui pernyataan, yang dirilis oleh Universitas Kyoto pada 27 April.
Honjo, yang menerima Penghargaan Nobel 2018 Fisiologi atau Kedokteran, mengatakan bahwa "Ini saatnya bagi kita semua, terutama kita yang mengabdikan karier kita di garda depan penelitian ilmiah, untuk bekerja sama memerangi musuh bersama ini."
"Pada tahap ini, ketika semua tenaga kami dibutuhkan untuk mengobati penyakit, mencegah penyebaran penderitaan lebih lanjut, dan merencanakan permulaan baru, penyiaran klaim yang tak berdasar mengenai sumber penyakit tersebut sangat mengganggu," kata Honjo.
Pernyataan yang bersifat menduga-duga bahwa virus corona merupakan hasil rekacipta dari ilmuwan di laboratorium virologi di Wuhan, China, disuarakan oleh Presiden AS Donald Trump yang kemudian diikuti oleh Menteri Luar Negerinya, Mike Pompeo.
Pernyataan Trump dan Pompeo itu bukan hanya dibantah oleh China tapi juga oleh pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mengatakan bahwa kemungkinan besar corona diakibatkan oleh virus yang berasal dari kelelawar, dan bukan dari laboratorium.
Sumber: Xinhua
Berita Terkait
Presiden AS sebut yang terjadi di Gaza "bukan genosida"
Selasa, 21 Mei 2024 9:40 Wib
Iran mulai selidiki kecelakaan heli Presiden Ebrahim Raisi
Selasa, 21 Mei 2024 9:37 Wib
Pemilihan presiden Iran digelar pada 28 Juni
Selasa, 21 Mei 2024 9:36 Wib
Netanyahu kerap hambat kepala intel Israel berbicara dengan pejabat AS
Senin, 20 Mei 2024 16:43 Wib
Pakistan tetapkan 20 Mei hari berkabung kematian Presiden Iran Raisi
Senin, 20 Mei 2024 16:40 Wib
Melihat lebih dekat "hydro-diplomacy" RI di Forum Air Dunia Ke-10
Senin, 20 Mei 2024 10:47 Wib