Pengamat : Sikap Wali Kota Surabaya Tri Risma soal pengalihan mobil PCR wajar

id pengamat,risma,mobil PCR,warga surabaya,BNPB,COVID-19

Pengamat : Sikap Wali Kota Surabaya Tri Risma soal pengalihan mobil PCR wajar

Mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR) pinjaman BNPB beroperasi dengan melayani tes swab COVID-19 di GOR Pancasila, Kota Surabaya, Sabtu (30/5/2020). (FOTO ANTARA/HO/Humas Pemkot Surabaya)

Sikap Bu Risma itu demi memperjuangkan warga Surabaya agar terbebas dari virus corona
Surabaya (ANTARA) - Pengamat Kebijakan Publik Isa Ansori menilai sikap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menyesalkan dua mobil laboratorium PCR pinjaman BNPB dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur adalah wajar.

"Sikap Bu Risma itu demi memperjuangkan warga Surabaya agar terbebas dari virus corona," kata Isa Ansori di Surabaya, Sabtu (30/5).

Apalagi, lanjut dia, data terakhir jumlah pasien positif COVID-19 di Surabaya cukup tinggi. Surabaya sendiri telah "menyumbang" 57 persen dari jumlah total pasien positif COVID-19 se-Jawa Timur yang kini telah mencapai 4.409 orang.

Meskipun tidak ada istilah bantuan khusus dari BNPB, kata Isa, Kota Surabaya harus mendapat prioritas utama karena melihat kurva data pasien yang cukup tinggi se-Jatim.

"Ini menjadi pertanyaan besar, kenapa dua mobil PCR itu malah dialihkan ke Tulungagung dan Lamongan yang jumlah pasiennya tidak begitu parah dan membahayakan. Saya khawatir Surabaya seperti Wuhan akan terjadi sungguhan," kata mantan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya ini.

Isa juga menyoroti kinerja Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim beberapa bulan terakhir. Sejak awal dibentuk, ia menyebut gugus tugas tersebut lebih banyak menyampaikan perkembangan data ketimbang menyajikan solusi konkret kepada masyarakat.

Tidak sedikit pula, kata dia, rata-rata yang disampaikan justru membuat publik makin panik, misalnya soal tingkat recovery di Surabaya yang rendah, tuduhan penelantaran pasien dan terbaru soal Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan.

"Semuanya disampaikan tanpa upaya dan solusi konkret dari Pemprov Jatim. Sehingga wajar bila masyarakat makin bingung," katanya.

Problem lain datang dari sektor tenaga kesehatan. Berdasarkan data dari Pemprov Jatim, jumlah tenaga kesehatan yang terpapar virus COVID-19 di Jatim cukup banyak. Jumlahnya mencapai 135 orang.

Hal ini, menurut Isa, sangat mengkhawatirkan. Ini tentu menjadi salah satu indikator bahwa fungsi pembinaan rumah sakit-rumah sakit di Jatim oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19 belum berjalan maksimal.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya menyesalkan dua mobil laboratorium PCR yang sedianya diperbantukan khusus untuk Kota Surabaya, ternyata dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur. Padahal Risma mengaku dirinya yang mengajukan permohonan mobil itu ke Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.

Namun, Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim dr. Joni Wahyuhadi menyebut ada miskomunikasi terkait permohonan peminjaman mobil PCR yang terjadi di Surabaya.