FKUB Sulteng perkuat hubungan antarumat beragama di Buol-Tolitoli

id fkub,fkub sulteng,muhibbah kerukunan,prof zainal abidin mag,umat beragama

FKUB Sulteng perkuat hubungan antarumat beragama  di Buol-Tolitoli

Ketua FKUB Sulteng Zainal Abidin (kiri) menyerahkan satu buku kepada Bupati Buol Amirudin Rauf (kanan) dalam kegiatan "Muhibbah Kerukunan", di Buol. (ANTARA/HO-DOK FKUB Sulteng)

Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah memperkuat hubungan antarumat beragama di Kabupaten Tolitoli dan Buol untuk meningkatkan keharmonisan hubungan umat beragama di daerah tersebut.

"Keharmonisan dan kerukunan umat beragama hanya tercipta jika dilandasi rasa cinta kasih dan sayang," ucap Ketua FKUB Sulteng Zainal Abidin di Buol, Rabu.

Penguatan hubungan antarumat beragama di Kabupaten Buol dan Tolitoli itu, dilakukan oleh FKUB Provinsi Sulteng lewat kegiatan bertajuk "Muhibbah Kerukunan" atau cinta kerukunan.

FKUB Sulteng melibatkan para tokoh agama dari masing-masing agama dua kabupaten tersebut, untuk berdialog dalam rangka mengoptimalkan pembinaan umat beragama.

Ia mengatakan umat beragama harus mengedepankan rasa cinta, kasih, dan sayang sesama manusia dan umat beragama, agar kerukunan dapat terwujud dan kualitasnya meningkat.

Ia mengatakan semua agama mengajarkan kepada pemeluknya untuk saling menyayangi dan mengasihi sesama manusia. Oleh karena itu, ajaran tersebut harus dikedepankan dalam kehidupan sehari-sehari.

"Ajaran mengenai cinta, kasih dan sayang ada dalam semua ajaran agama," katanya.

Zainal Abidin juga mengatakan bahwa moderasi agama juga perlu digencarkan untuk menjaga keselarasan inter dan antarumat beragama, nasionalisme dan kebangsaan, serta toleransi atas perbedaan.

Dia mengatakan perbedaan yang terjadi di muka Bumi, harus disikapi oleh umat beragama dengan arif dan bijak.

"Perbedaan harus disikapi secara toleran bijak dan arif," ujarnya.

Oleh karena itu, katanya, setiap pemeluk agama jangan menghakimi ajaran agama orang lain, namun mengedepankan moderasi agama yang diikutkan dengan pemahaman keagamaan yang luas.

"Jangan menghakimi ajaran agama orang lain dengan ajaran agama kita sendiri. Agama itu mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, mengajak tobat bukan menghujat, membina bukan menghina, memakai hati bukan memaki," ungkapnya.

Ia juga mengutarakan bahwa agama menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal di masyarakat.

Oleh karena itu, katanya, setiap pemeluk agama harus menghargai budaya/kearifan lokal yang dianut masyarakat di suatu wilayah.
 
Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin (kiri) menyerahkan satu buku kepada Bupati Buol Amirudin Rauf (kanan), dalam kegiatan muhibbah kerukunan, di Buol. (ANTARA/HO-DOK FKUB Sulteng)