Pemkot Palu sebut perlu penguatan deteksi dini melalui audit stunting

id Wawalipalu, Reny Lamadjido, Pemkotpalu, sulteng, stunting, tengkes, audit stunting, bkkbn,Kekerdilan

Pemkot Palu  sebut perlu penguatan deteksi dini melalui audit stunting

Wakil Wali Kota Palu Reny A. Lamadjido (tengah) memberikan penguatan kepada tim percepatan penanganan tengkes pada kegiatan audit kasus stunting dan manajemen kasus stunting oleh BKKBN Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (25/10/2022). ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah menyebutkan perlu upaya penguatan deteksi dini dengan intervensi program dalam meningkatkan percepatan pencegahan dan pengendalian melalui audit stunting.
 
"Audit sangat penting dilakukan untuk mendeteksi risiko dan penyebabnya khusus bagi kelompok rentan atau wilayah yang menjadi lokus, guna memudahkan pemerintah dalam melakukan intervensi," kata Wakil Wali Kota Palu Reny A. Lamadjido saat menghadiri kegiatan audit stunting dan manajemen kasus stunting di Palu, Selasa.
 
Menurut dia, banyak faktor memengaruhi terjadinya tengkes, sehingga dalam penanganan dibutuhkan kerja simultan lintas sektor, karena dengan begitu langkah percepatan pencegahan dan pengendalian lebih efektif.
 
Identifikasi risiko dan penyebab risiko berbasis surveilans rutin merupakan satu kegiatan pendukung dalam mengetahui perkembangan penanganan kasus.
 
"Intervensi spesifik dan sensitif bagian dari audit kasus tengkes oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulawesi Tengah," ujar Reny.
 
Ia menjelaskan pelayanan spesifik merupakan pencegahan melalui edukasi kepada masyarakat berbasis keluarga guna mengatasi masalah mendasar pada kelompok sasaran berisiko stunting, yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui/nifas, dan balita.
 
Selain itu, intervensi pelayanan spesifik lebih kepada kegiatan penimbangan, pengukuran fisik balita oleh petugas kesehatan bersama kader posyandu, yang dilakukan secara periodik.
 
Berkaitan dengan pengukuran dan penimbangan berat badan balita akan dimasukkan ke dalam sistem elektronik pencatatan pelaporan berbasis gizi masyarakat (e-PPBGM).
 
"Tim percepatan penanganan tengkes bekerja sistematis, sehingga dari semua intervensi program dilakukan akan bermuara pada data yang akurat tentang prevalensi. Berhasil atau tidaknya program akan tergambar pada data capaian prevalensi," demikian Reny.