OIKN siap terapkan pengelolaan air hujan untuk kebutuhan air baku di IKN

id otorita ikn,oikn,pengelolaan,air hujan,kebutuhan,air baku,ikn,ibu kota negara,nusantara

OIKN siap terapkan pengelolaan air hujan untuk kebutuhan air baku di IKN

Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

Jakarta (ANTARA) - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) siap mengaplikasikan pengelolaan air hujan dan daur ulang air bekas wudu untuk kebutuhan air baku di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

"Kita siap mengaplikasikan pengelolaan air hujan dan limpasan air hujan yang cerdas, jadi nanti akan ada pemantauan berapa curah hujan yang turun di IKN Nusantara," ujar Direktur Transformasi Hijau OIKN Agus Gunawan dalam diskusi daring yang diikuti di Jakarta, Minggu.

Agus mengatakan, pengelolaan air hujan ini nantinya akan peruntukkan pemanfaatannya untuk sejumlah kebutuhan.

"Limpasan air hujan juga dapat dimanfaatkan, kalau kita melihat di kantor atau rumah itu limpasan air hujan dibiarkan mengalir begitu saja sehingga tidak benar-benar termanfaatkan dengan baik, padahal ini bisa dimanfaatkan dengan disimpan dan kemudian nantinya dipanen dan digunakan ketika menghadapi musim kemarau," kata Agus.

Dengan demikian, lanjutnya, pemanfaatan air hujan dan limpasannya ini dapat dioptimalkan. Hal ini tentunya membutuhkan sistem untuk mengaturnya.

Dengan sistem (pengelolaan) yang baik maka nantinya air hujan dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kebutuhan pendingin di gedung-gedung, pengisian ulang air tanah, atau didaur ulang lagi.

Agus juga mengatakan, OIKN juga nantinya siap memperkenalkan upaya daur ulang air bekas wudu atau istilahnya sebagai grey water di mana air tersebut sudah digunakan sekali dan belum terlalu kotor tetapi bukan untuk kebutuhan air minum dan MCK (mandi, cuci, kakus/buang air).

Air berkategori grey water ini nantinya akan diolah lagi sebagai air baku seperti untuk kebutuhan menyiram taman, sehingga tidak perlu lagi penyiraman taman dengan menyalurkan air bersih namun cukup menggunakan air hasil daur ulang.

"Itu beberapa hal yang kami siap implementasikan dan kemudian juga melakukan pemantauan terhadap sungai-sungai, dan juga menggunakan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) di mana seluruh data yang kami kumpulkan dari pengelolaan air limbah nantinya akan dikumpulkan di data center lalu digunakan di command control yang akan mengambil kebijakan berkaitan dengan air limbah," kata Agus.