Pengembangan ekonomi Kawasan Rebana melalui PSN

id pengembangan,ekonomi,kawasan rebana,cirebon - patimban - kertajati,proyek strategis nasional,PSN

Pengembangan ekonomi Kawasan Rebana melalui PSN

Proyek Strategis Nasional Bendungan Cipanas untuk Kawasan Cirebon--Patimban--Kertajati (Rebana). ANTARA/Aji Cakti

Jakarta (ANTARA) - Jalan Tol Cileunyi--Sumedang--Dawuan atau Cisumdawu sering dikaitkan dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Jawa Barat.

Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), Jalan Tol Cisumdawu sebetulnya memiliki peran yang lebih luas dalam membuka pengembangan ekonomi Kawasan Rebana ketimbang diidentikkan sebagai jalan tol yang berperan menyelamatkan Bandara Kertajati.

Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa kehadiran Jalan Tol Cisumdawu memiliki peran strategis dalam mempermudah kelancaran konektivitas tidak hanya menuju Bandara Kertajati, tetapi untuk Kawasan Rebana secara keseluruhan.

Kawasan Rebana yang meliputi Cirebon--Patimban--Kertajati (Rebana) merupakan zona perekonomian di Jawa Barat yang luput dari perhatian masyarakat. Kawasan tersebut meliputi meliputi 7 kabupaten/kota, yakni Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Kuningan.

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No.87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana, Kawasan Rebana juga memiliki potensi sumber daya alam melimpah meliputi hasil pertambangan, bahan galian nonlogam, hasil hutan, pertanian, perkebunan, serta yang paling penting adalah hasil laut.

Untuk hasil pertambangan, Kawasan Rebana memiliki potensi berupa minyak dan gas di pesisir pantai utara, seperti Kabupaten Indramayu dengan potensi minyak Bumi sekitar 300 ribu barel per hari dan potensi gas 47,5 juta million standard cubic feet per day (MMSCFD). Pada hasil galian non-logam, Rebana menjadi kawasan yang memiliki bahan-bahan mineral dan batuan yang merupakan bahan baku utama untuk material konstruksi hotmix dan beton.

Kawasan ini juga dilimpahi potensi hasil pangan dan perkebunan mulai dari padi sampai dengan buah-buahan. Namun, potensi paling besar dari Kawasan Rebana adalah hasil tangkapan lautnya yang berkontribusi lebih dari 40 persen produksi perikanan di Jawa Barat. Dengan demikian, pembangunan konektivitas dan sumber daya air menjadi elemen penting untuk pengembangan ekonomi Kawasan Rebana.


Integrasi konektivitas

Proyek Strategis Nasional Jalan Tol Cisumdawu terkoneksi sepenuhnya dengan Jalan Tol Cikopo--Palimanan (Cipali) sebagai bagian dari Tol Trans Jawa dan Jalan Tol Padalarang--Cileunyi (Padaleunyi) sebagai akses tol ke Bandung Raya pada tahun ini.

Terkoneksinya Tol Cisumdawu tidak sekadar berperan untuk mengoptimalkan Bandara Kertajati, namun memiliki tujuan utama dan penting sebagai jalan tol yang mengintegrasikan konektivitas. Kawasan Rebana dibangun dengan poros pertumbuhan berupa infrastruktur perhubungan, yaitu Pelabuhan Cirebon, Pelabuhan Patimban, dan Bandara Kertajati. Ketiga infrastruktur perhubungan ini memainkan peranan penting dalam pergerakan orang dan barang baik dalam konstelasi nasional maupun global.

Terkoneksi sepenuhnya Tol Cisumdawu tentunya dapat mengoptimalkan operasional Bandara Kertajati. Bandara Kertajati dianggap sebagai terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Intemasional Soekarno-Hatta karena dibangun di atas tanah seluas 1.800 hektar dan memiliki landasan pacu tunggal sepanjang 3.000 meter. Kapasitas landasan pacu sepanjang 3.000 meter ini tentunya berpeluang didarati oleh pesawat-pesawat besar yang digunakan untuk melayani penerbangan internasional yakni Airbus A380 dan Boeing 777.

Dukungan konektivitas Tol Cisumdawu yang memungkinkan waktu perjalanan dari Bandung ke Kertajati sekitar 40 menit, tentunya mengoptimalkan Bandara Kertajati sebagai bandara yang melayani haji dan umrah. Bandara ini melayani penerbangan haji pada 2023 sebanyak 20 kloter, memberangkatkan sekitar 8.000 calon haji dari Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Subang dan Sumedang. Adapun untuk umrah, Bandara Kertajati melayani penerbangan hingga empat kali sepekan, ditambah penerbangan internasional dari Kuala Lumpur ke Kertajati sebanyak dua kali per pekan. Kehadiran Tol Cisumdawu tentunya juga membuka peluang kehadiran aerocity atau kota mandiri dekat bandara yang meliputi kawasan hunian, komersial, perhotelan, pergudangan, dan perkantoran.

Tol Cisumdawu juga tidak hanya mengoptimalkan Bandara Kertajati, namun secara lebih luas berperan sebagai jalan bebas hambatan yang mengintegrasikan konektivitas logistik antara Kawasan Rebana dengan kawasan Cikampek dan Bandung Raya.

Hal ini karena adanya Pelabuhan Patimban sebagai pelabuhan berkapasitas total terminal peti kemas 7,5 juta TEUs dan mampu mendukung pengiriman produk otomotif dalam jumlah besar. Kapasitas dan kemampuan besar yang dimiliki Pelabuhan Patimban tentunya dapat mendukung ekspor-impor dan kinerja kawasan-kawasan industri yang berada di Kawasan Rebana, Bandung Raya, dan Cikampek.

Geliat roda perekonomian di kawasan Rebana ini tentunya berpeluang mengundang investor, terutama para investor yang bergerak di sektor jasa transportasi seperti angkutan taksi, truk logistik, shuttle travel, dan bus.

Kawasan Rebana mulai terlihat bergerak untuk perkembangan properti karena terkoneksinya Tol Cisumdawu dan beroperasinya Pelabuhan Patimban. Ada beberapa pengembang yang merencanakan pengembangan Kawasan industri berskala besar/kawasan kota mandiri berbasis industri di kawasan ini.


Ketahanan pangan

Program strategis nasional lainnya yang berperan dalam pengembangan ekonomi Kawasan Rebana adalah Bendungan Cipanas. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bendungan Cipanas memiliki kemampuan untuk menyuplai air irigasi pertanian di Kabupaten Sumedang dan Indramayu seluas 9.273 hektare.

Tidak hanya itu, bendungan itu juga memiliki kapasitas tampung sebesar 250,81 juta m3 dan mampu mengurangi debit banjir sebesar 488 m3/detik serta memiliki potensi pembangkit listrik sebesar 3 MW.

Melihat profil kapasitas Bendungan Cipanas tersebut, maka waduk ini dapat menjadi dam yang berperan untuk memperkuat ketahanan pangan. Bendungan Cipanas dapat menghidupkan kembali kawasan Rebana sebagai salah satu pusat lumbung pangan penting yang diandalkan sejak zaman Kerajaan Mataram Islam, mengingat kondisi geologi tanah di Sumedang dan Indramayu yang subur dan memudahkan penanaman komoditas pangan.

Proyek strategis nasional itu juga dapat membantu pasokan air ke kawasan-kawasan industri di Rebana. Kawasan Rebana sendiri dirancang sebagai area yang terdiri atas zona-zona industri, terutama kawasan industri makanan dan minuman, yang tentunya membutuhkan banyak air sebagai salah satu bahan baku produksi.

Bendungan Cipanas sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro juga berpotensi untuk menghidupkan UMKM baterai di Kawasan Rebana. UMKM dapat menjadi bagian dari rantai pasok energi terbarukan untuk mendaur ulang baterai yang akan menyimpan kelebihan energi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga mikro hidro Bendungan Cipanas.

Sesuai dengan namanya, proyek strategis nasional memang memiliki tujuan strategis untuk mencapai kepentingan jangka pendek, menengah, dan panjang perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari bagaimana dua PSN yakni Tol Cisumdawu dan Bendungan Cipanas mampu membuka berbagai peluang dan menggerakkan roda ekonomi di kawasan Rebana, mulai dari UMKM sampai dengan kawasan industri dan ketahanan pangan.

Tidak hanya ekonomi, proyek strategis juga secara tidak langsung mengangkat sekaligus mempromosikan nama kawasan Rebana ke level nasional dan internasional sehingga bakal lebih kuat mengundang ketertarikan investor nasional maupun internasional.