Hamas serukan "Strategi Baru" setelah tindakan Trump soal Jerusalem

id hamas

Hamas serukan "Strategi Baru" setelah tindakan Trump soal Jerusalem

Ilustrasi (Istimewa)

Amerika Serikat "tak mempedulikan kepentingan dan ketentuan bangsa Arab dan umat Muslim

Kota Gaza,  (Antaranews Sulteng) - Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) pada Selasa (23/1) menyerukan diadakannya konferensi nasional Palestina guna membahas strategi baru Palestina. 

Pemimpin HAMAS Ismail Haniyeh menekankan di dalam pidato televisi perlunya bagi strategi baru yang menangani pengumuman AS dan Israel dengan tujuan membicarakan masalah Palestina.

"Kami siap pergi ke ibu kota mana pun untuk ikut dalam konferensi semacam itu, terutama di Ibu Kota Mesir, Kairo, sebagai penaja perujukan Palestina," tambah Haniyeh.

Ia mengatakan kunjungan Wakil Presiden AS Mike Pence di Israel "tak disambut", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Ia menambahkan bahwa pidato Pence di Knesset (Parlemen Israel) sehari sebelumnya "membuktikan Amerika Serikat memiliki persekutuan strategis dengan Zionis".

Amerika Serikat "tak mempedulikan kepentingan dan ketentuan bangsa Arab dan umat Muslim", tambah Haniyeh.

Ia menuduh Pemerintah AS membidik "prinsip-prinsip masalah Palestina" dengan mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memangkas dana buat UNRWA, yang dibentuk pada 1949 sebagai lembaga bantuan dan pembangunan manusia buat pengungsi Palestina dan keturunan mereka.

Haniyeh memperingatkan, "Kondisi di Jalur Gaza sangat sulit."

Sementara itu, kantor berita resmi Jordania melaporkan Jordania dan Palestina pada Selasa menekankan komitmen mereka bagi penyelesaian dua-negara yang mengarah kepada berdirinya Negara Palestina Merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya.

Janji tersebut disampaikan dalam satu pertemuan antara Menteri Luar Negeri Jordania Ayman Sagadi dan Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat.

Safadi menjelaskan kepada Erekat mengenai pertemuan antara Raja Jordania Abdullah II dan Wakil Presiden AS Mike Pence dan upaya yang dilancarkan guna menyelesaikan konflik Palestina-Israel dengan dasar penyelesaian dua-negara.

Pada gilirannya Erekat mengatakan PLO sangat menghargai dukungan Jordania buat rakyat Palestina dan hak sah mereka.

Pence mengunjungi Jordania Ahad (21/1) dan bertemu dengan Raja Abdullah II. Pejabat senior AS tersebut mengatakan negaranya "berkomitmen pada penyelesaian dua-negara jika itu disepakati oleh Israel dan Palestina".