Tokoh adat Lore minta TNLL atasi perambahan

id adat lore, makan, tnll

Tokoh adat Lore minta TNLL atasi perambahan

Ketua adat Adat Lore Drs Harry Kabi (Foto Antara/Anas Masa)

Kami pemerintah dan lembaga adat siap selalu asal ada koordinasi dan sinergi antara semua pihak terkait yang ada di wilayah itu," kata Harry Karbi yang juga Ketua Pemekaran Kabupaten Konservasi Tampo Lore.
Palu,(Antaranews Sulteng) - Harry Kabi,seorang tokoh adat Lore di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, meminta Balai besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) untuk secepatnya mengatasi jika terjadi perambahan hutan karena akan sangat merugikan.

"Perambahan di wilayah Dongi-Dongi, Watumaeta dan Kadua`a di Kecamatan Lore Utara karena diduga pembiaran oleh pihak pengelola kawasan," katanya di Napu, Senin

Ketua Majelis Hondo Pekurehua Taweilia Lore dan mantan Sekda Poso itu mengatakan wilayah-wilayah tersebut dirambah karena kepentingan kebun masyarakat.

Dan karena tidak mendapat penanganan segera, maka akhirnya hutan dibabat dan kini menjadi kebun. "Kalau sudah seperti itu dan baru akan ditertibkan tidak mudah," kata dia.

Karena itu, sebelum berlarut-larut, jika terjadi lagi hal yang sama, maka pihak Balai besar TNLL harus segera melakukan penanganan penyelesaiannya.

Menurut dia, tidak susah untuk menghentikannya. "Yang penting ada koordinasi dengan pihak pemerintah kecamatan, unsur-unsur terkait dan juga lembaga adat setempat.

"Kami pemerintah dan lembaga adat siap selalu asal ada koordinasi dan sinergi antara semua pihak terkait yang ada di wilayah itu," kata Harry Karbi yang juga Ketua Pemekaran Kabupaten Konservasi Tampo Lore.

Dia juga meminta kepada Kepala Balai Besar TNLL, Jusman untuk menghidupkan kembali program KKM (Kemitraan Konservasi Masyarakat) yang pernah ada di wilayah Lore.
kunjungan perwakilan Keduataan Jerman Mr David (kedua kanan), Bernd Unger(ketiga kanan), Georg dan Kepala Balai Besar TNLL, Ir Jusman(pertama kanan) ke Lore Timur.


Kemitraan ini sangat baik dan penting dilakukan kembali guna menjaga kelestarian hutan dan alam dan juga pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Sementara Kepala Balai Besar TNLL, Jusman menyambut positif dan berjanji akan menghidupkan kembali program KKM yang pernah ada di Dataran Napu, Bada dan Behoa.

"Ya kami sependapat bahwa KKM harus kembali dihidupkan lagi," kata dia.

TNLL berada di dua wilayah administrasi yakni sebagian besar di Kabupaten Poso dan sebagian lagi di Kabupaten Sigi. Luas areal TNLL sekitar 217.000 hektare.

Lore Lindu ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO pada 1997.