Palu tuan rumah seminar investasi ekspor-impor

id achrul udaya, sulteng, seminar

Palu tuan rumah seminar investasi ekspor-impor

Ir Achrul Udaya SH temui Gubernur Sulteng H Longki Djanggola melapor akan ada seminar investasi ekpor impor dimana Palu sebagfai tuan rumah (Foto Antara/(Anas Masa)

Sulteng terkenal sebagai penghasil kakao terbesar di Tanah Air.
Palu,(Antaranews Sulteng) - Sekretaris DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Sulawesi Tengah, Achrul Udaya mengatakan Kota Palu mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah pelaksanaan seminar investasi ekpor-impor untuk kawasan timur Indonesia.

Sesuai jadwal, katanya, Jumat, kegiatan itu akan berlangsung sehari yakni 03 Mei 2018.

"Tempat kegiatan di Hotel Zultan Raja yang terletak di bilangan jalan ke Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu," kata Achrul yang juga Wakil Ketua Kadin Sulteng Bidang Perdagangan.

Direncanakan, seminar yang diikuti ratusan peserta dari seluruh provinsi yang ada di kawasan timur Indonesia tersebut dibuka oleh Menko Perekonomian.

Juga, kata dia, akan hadir dalam seminar adalah Meteri Perdagangan.

Gubernur Sulteng, H Longki Djanggola ikut memberikan sambutan pada seminar investasi ekpor-impor yang digelar oleh Gabungan Pengusaha Ekspor-Impor dan Depalindo Provinsi Sulawesi Tengah itu.

"Saya bersama panitia beberapa waktu lalu sudah melaporkan kegiatan ini dan pak Gubernur Sulteng, H Longki Djanggola menyambut dan sangat berharap kegiatan ini memberikan dampak positif bagi peningkatan investasi eskpor-impor di daerah ini," kata Achrul.

Gubernur Longki juga menyatakan kesediaanya untuk memberikan sambutan pada kegiatan nasional dimaksud.

Sulteng terkenal sebagai penghasil kakao terbesar di Tanah Air.

Sebelum adanya kebijakan pelarangan ekspor biji kakao, Sulteng setiap tahun bisa mengekspor biji kakao kering langsung dari Pelabuhan Pantoloan ke berbagai negara di Asia, Amerika dan Eropa hingga mencapai 100-150 ribu ton.

Bahkan kakao tercatat sebagai komoditi penyumbang devisa terbesar ekspor nonmoigas Sulteng selama kurun beberapa tahun.

Namun sejak ada kebijakan tersebut, Sulteng sekarang ini hanya mengantarpulaukan biji kakao untuk kebutuhan pabrik dalam negeri.

Harga kakao di pasaran pernah naik hingga mencapai Rp35.000/kg. Sekarang ini harga kakao di tingkat pengumpul turun berkisar Rp24.000/kg.