Ribuan masyarakat berzikir di teluk Palu

id dzikir

Ribuan masyarakat berzikir di teluk Palu

Arsip Foto, Habib Syech duduk berdampingan Wali Kota Palu Hidayat di panggung pada acara Siga Merah bershalawat, di Lapangan Vatulemo Palu, Kamis (27/9) malam. (Antaranews Sulteng/Istimewa)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Ribuan masyarakat di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah, menggelar dzikir akbar di anjungan Teluk Palu, Jumat petang.

Dzikir akbar dipimpin Habib Shaleh Bin Abubakar Alaydrus atau Habib Rotan, pimpinan Majelis Dzikir Nurul Khairaat, yang dimulai pukul 15.30 WITA.

"Mudah-mudahan dengan istighfar, dosa-dosa kita akan diangkat dan diampuni Allah SWT," kata Habib Sholeh.

Suasana kota Palu terlihat begitu mendung, yang tidak seperti hari-hari sebelumnya begitu panas.

Usai pembacaan istighfar dilanjutkan dengan pembacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Dzikir yang keempat kali dilakukan pascagempa dan tsunami itu, sebagai upaya untuk menolak bala, musibah dan marabahaya yang melanda kota Palu dan sekitarnya.

Ribuan warga juga diajak merenung dan jangan menyalahkan siapa pun atas musibah itu, karena merupakan teguran dari Allah SWT.

Pimpinan Majelis Dzikir Nurul Khairaat Cabang Sigi, Jamaludin L Nusu mengatakan akibat bencana tersebut sebanyak 3.000-an pengungsi berada di bukit Tursina, Kelurahan Kabonena, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, sebagai pusat Majelis Dzikir Nurul Khairaat.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh organisasi serta warga Kota Palu, Sigi dan Donggala yang hadir di tempat ini," katanya.

Sementara Habib Hasan Alhabsyi mewakili Alkhairaat mengutip ayat Al Quran agar tidak terjadi kerusakan di bumi dan di laut, oleh karena ulah manusia.

"Di saat waktu maghrib, sebagian kita berkumpul di lokasi ini, masjid-masjid kita sepi, kemaksiatan merajalela di sini, dan kalau musibah Allah SWT turun, tidak ada yang bisa melarang," kata Habib Hasan.

Habib Hasan menegaskan masyarakat harus dapat memilih pemimpin yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Jika ada kebijakan membangun hotel, harus disiapkan mushola, yang tidak hanya ukuran kecil seperti sebelumnya.?

"Setiap hari Jumat kita dzikir di sini dan kita harus siap untuk bangkit," tegas Habib Hasan yang disambut kalimat takbir oleh peserta dzikir.

Sukma, salah seorang sukarelawan pencinta alam dari Samarinda, Kalimantan Timur, berharap semoga masyarakat Kota Palu dapat lebih tegar atas bencana dan musibah yang telah terjadi.

"Saya hadir di tempat ini, selain berdzikir, juga mendoakan keluarga saya, yang menjadi korban gempa dan tsunami," ujar Irma.