Pantauan Antara, Sabtu, pesawat-pesawat komersial yang tiba dan diberangkatkan dalam beberapa hari ini terlihat mulai padat penumpang.
Warga Kota Palu yang mengungsi ke beberapa kota di luar wilayah Sulteng akibat gempa bumi dan tsunami 28 September 2018, kini mulai kembali lagi ke ibu kota provinsi ini.
Seperti yang disampaikan Rudi, salah seorang warga Kota Palu yang mengungsi ke Makassar tiga hari setelah gempa dan tsunami di Palu.
Ia mengatakan istri dan dua anaknya masih belum mau pulang ke Palu, sebab masih trauma gempa dan tsunami. Mungkin beberapa hari ke depan, mereka sudah akan kembali pulang ke Kota Palu.
Hal senada juga disampaikan Ronie yang mengungsi ke Makassar karena rumahnya Kelurahan Lolu, Kecamatan Palu Tumur rusak berat akibat gempa bumi.
Untuk sementara, kata dia, keluarganya terpaksa menumpang di tetangga yang rumahnya tidak rusak.
"Yang penting jiwa selamat. Kalau harta bisa dicari lagi," katanya.
Seorang petugas bandara yang enggan disebut namanya membenarkan beberapa hari ini, arus penumpang mulai kembali normal.
Aktivitas penerbangan komersial seerti NAM Air, Sriwijaya, Lion dan Garuda, mulai kembali bangkit setelah beberapa hari sebelumnya sempat terhenti karena karena landasan pacu bandara yang rusak.
Dalam kondisi normal arus penumpang yang diberangkatkan dari Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu menuju berbagai kota di Tanah Air berkisar 2.000 orang tiap hari.
Beberapa calon penumpang mengeluhkan tingginya harga tiket penerbangan komersial dari Palu. Untuk rute Palu - Makassar berkisar antara Rp800.000 sampai Rp1 juta yang biasanya hanya Rp500 ribu, sedngkan Palu-Jakarta antara Rp1.600.000 sampai Rp2,4 juta yang biasanya hanya Rp800.000 sampai Rp1,2 juta.
