Parigi Moutong kembangkan bibit rumput laut

id Rumput laut, Parigi Moutong

Parigi Moutong kembangkan bibit rumput laut

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Parigi Moutong Efendi Batjo. ANTARA/Moh Ridwan

Ogotion cukup unik, karena setiap tahun rumput laut bisa tumbuh dan tidak mengenal musim tanam, olehnya kami mengupayakan wilayah itu di jadikan sebagai kebun bibit
Parigi (ANTARA) - Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, sedang melakukan pengembangan kebun bibit rumput laut di wilayah utara kabupaten itu guna meningkatkan produksi komoditas tersebut.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Parigi Moutong Efendi Batjo, di Parigi, Selasa mengatakan budidaya rumput laut oleh penangkar di kabupaten itu terus menujukkan kemajuan yang baik, salah satu upaya dilakukan yakni pengembangan kebun bibit rumput laut di Desa Ogotion, Kecamatan Mepanga yang setiap tahun bisa memproduksi rumput laut.

"Ogotion cukup unik, karena setiap tahun rumput laut bisa tumbuh dan tidak mengenal musim tanam, olehnya kami mengupayakan wilayah itu di jadikan sebagai kebun bibit, " ungkap Efendi yang juga mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Parigi Moutong.

Dari pengembangan kebun bibit, diharapkan petani rumput laut dapat memperoleh benih unggul untuk peningkatan produksi kedepan.

Kabupaten memiliki garis pantai sepanjang 1.179 kilometer di kawasan Teluk Tomini sangat potensial untuk pengembangan budidaya komoditas rumput laut di sektor kelautan. Di Parigi Moutong, penangkar mengembangkan dua spesies rumput laut yakni "eucheuma cottonii" dan jenis "eucheuma spinosum" .

Kepala Bidang Usaha Budidaya DKP Parigi Mouting Made Kornelius mengatakan, pengembangan dua spesies tumbuhan tidak berakar itu sudah lama di budidayakan petani rumput laut setempat.

Dimana, harga jual jenis "cottonii" mencapai Rp18.000 per kilogram dalam kondisi kering, sedangkan jenis spinosum Rp4.000 per kilogram daun kering menggunakan sistem budidaya "long line" atau bentangan tali dengan masa panen sekitar 55 hari.

"Hampir semua wilayah Parigi Moutong cocok untuk pengembangan komoditas itu dan sudah banyak masyarakat pesisir membudidayakannya, " kata Made menambahkan.

Menurutnya, salah satu penyebab kegagalan budidaya rumput laut karena faktor bibit, olehnya strategi yang harua dilakukan yakni pembaharuan benih agar memiliki daya tahan kuat terhadap serangan penyakit.

Solusi ditawarkan pemerintah saat ini melalui sistem kultur jaringan rumput laut yang dinilai cukup efisien dan bebas penyakit serta kecepatan tumbuh tiga kali lipat sehingga secara ekonomia biaya produksi cukup murah. Sistem kultur jaringga dikembangkan pada jenis eucheuma cottonii.

"Kami ingin melalui budidaya ini tingkat kesejahteraan masyarakat bisa meningkat dari sektor kelautan," kata dia.

Baca juga: Sulteng berpotensi hasilkan rumput laut 10 juta ton pertahun
Baca juga: Rumput laut Parigi Moutong sasar pasar internasional