UMKM binaan DSLNG mulai ekspansi pasar keluar Banggai

id DSLNG,BANGGAI

UMKM binaan DSLNG mulai ekspansi pasar keluar Banggai

UMKM Binaan DSLNG usai menandatangani kerja sama pemasaran produk-produk mereka dengan All Swalayan Luwuk belum lama ini. (ANTARA/Stevan Pontoh)

...penjualan produksi home industri juga dilakukan secara online melalui e-commers. 
Luwuk (ANTARA) - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, terus mengembangkan pasarnya. Kali ini, melalui koperasi tempat mereka bernaung, disepakati kerja sama dengan pihak pembeli yang ada di kota Luwuk, Gorontalo hingga Makassar.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banggai Ernaeni Mustatim sangat mengapresiasi upaya UMKM melalui koperasi dalam peningkatan penjualan hasil produksinya. Kerja sama antara koperasi dengan pihak 'buyer' adalah salah satu upaya yang luar biasa dalam pengembangan pasar dan produksi.

"Koperasi juga harus bisa mensejahterakan anggotanya. Oleh karena itu, koperasi harus tetap sehat. Kami punya indikator untuk itu. Salah satunya ialah pelaksanaan RAT (Rapat Anggota Tahunan)," ujar Ernaeni di Luwuk, Rabu (18/12) dalam kegiatan temu usaha, program pengembangan ekonomi masyarakat lokal oleh PT. Donggi Senoro LNG (DSLNG).

Baca juga: Petani mitra DSLNG Banggai dilatih teknologi ramah lingkungan
Baca juga: DSLNG kembali bantu pengobatan dan sunat massal bagi warga


Apresiasi untuk pengusaha besar

Senada dengan itu, Koordinator Penyuluh Pertanian, Eko Wardoyo, mewakili Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Banggai menyatakan rasa bangganya karena melihat perkembangan UMKM Kabupaten Banggai. 

Terlebih dalam pengembangannya ada peran-peran perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) seperti yang dilakukan PT. Donggi Senoro–LNG. Kebanggaan itu semakin jadi, kala ia melihat para pengelola koperasi dan UMKM mayoritas dilakukan oleh kaum muda. 

Menurut dia, hal itu adalah perkembangan zaman dimana kaum milenial dituntut harus produktif. Dalam usaha itu, yang wajib ada beberapa hal. Pertama ada produksi, ada pasar atau pembeli. Itu semakin mudah dilakukan diera digital seperti saat ini.  Penjualan pun bisa dilakukan secara online dengan berbagai aplikasi yang ada.

Kerja sama usaha antara produsen dengan pembeli wajib ditegaskan beberapa poin. 

Poin-poin penting tersebut antara lain; harus memuat besaran produksi yang wajib ditampung pembeli, sehingga produsen juga semangat dalam melaksanakan kegiatannya karena tahu sudah ada pembeli pasti. Sebaliknya, pembeli atau pihak buyer juga diberi jaminan berapa produk yang akan mereka terima.

"Milenial saat ini sudah sangat baik dalam memasarkan produknya melalui teknologi digital. Memanfaatkan internet dan aplikasi toko online. Jadi tinggal menjaga kontinuitas dan kualitas produksi," paparnya.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk hasil pertanian dan perikanan harus cerdik dalam menyiasati musim produksi sehingga produk bisa terus berkelanjutan dalam pemasarannya. Sebab dalam produksi pertanian dan perikanan tentunya terdapat musim tertentu dimana produksi tidak dapat dipaksakan. Jika UMKM Banggai berkembang, maka perekonomian daerah akan meningkat.

"Ayo tumbuhkan mental usaha bukan mental mencari kerja. Milenial itu harus kreatif," tegasnya.

Baca juga: Konsisten pada komitmen, DSLNG serahkan lagi beasiswa untuk 69 siswa Banggai
Baca juga: Sekolah Lapang Pertanian DSLNG raih penghargaan TKMPN 2019
UMKM Binaan DSLNG menandatangani kerja sama pemasaran cabe dengan pembeli dri Gorontalo belum lama ini. (ANTARA/Stevan Pontoh)

Tiga bidang usaha

Sementara itu, Senior Manager Relations & Communication PT. DSLNG Shakuntala Sutoyo mengatakan total UMKM binaan PT. DSLNG terdiri atas tiga bidang usaha. Pertama binaan perusahaan dari bidang perikanan, kedua dari bidang pertanian dan ketiga dari produk UMKM yang tergabung dalam Asosiasi Pelaku Usaha Mikro (Aspum).

Untuk bidang perikanan, melalui Koperasi Perikanan Mitra Bahari Bakindo melakukan kerja sama dengan CV. Indotropic Fisherry untuk pemasaran ikan dasar dan gurita yang legal. Kerja sama kedua dari koperasi ini juga dilakukan bersama pengusaha asal Makassar, Sulawesi Selatan yang fokus pada pemasaran ikan teri kering ke wilayah timur Indonesia, termasuk Papua.

Kemudian di bidang pertanian, ada Koperasi Momposaangu Tanga Nulipu yang bekerja sama dengan pengusaha asal Gorontalo dalam pembelian hasil pertanian berupa Cabai Gorontalo. Untuk usaha yang satu ini, telah terjadi kesepatakan sejak beberapa lalu. Bahkan, untuk bulan November 2019, pihak koperasi telah mengirimkan cabai Gorontalo sebanyak 8 ton.

"Seminggu bisa dikirim satu sampai dua ton ke Gorontalo. Mereka hanya meminta cabainya jangan dicampur," kata Shakuntala.

Selain dengan pengusaha asal Gorontalo, kerja sama di bidang pertanian juga dilakukan dengan pengusaha asal Toili. Setiap minggu, penjualan ke wilayah Toili mencapai 200 kilogram.
 
Kemudian untuk bidang home industri yang dikelola oleh Aspum melakukan kerjasama dengan All Swalayan. Produk yang dipasarkan antara lain snack dan olahan makanan dari para pelaku usaha kecil. 

Dengan begitu, diharapkan All Swalayan bisa menjadi salah satu pusat penjualan ole-ole khas Kabupaten Banggai.
 
Selain penjualan ke All Swalayan, penjualan produksi home industri juga dilakukan secara online melalui e-commers. 

Shakuntala menjelaskan sejatinya tahun 2019 PT. DSLNG melalui program CSR belum melirik Aspum. Hanya saja, dari para pelaku usaha begitu gigih sehingga di pertengahan jalan kemudian muncullah Aspum yang dapat menampung dan menangani pemasaran dari hasil produksi kelompok-kelompok usaha masyarakat.

"Saya berterima kasih juga kepada para pengusaha yang siap bekerja sama. Baik dari Luwuk, Gorontalo maupun Makassar. Harapan kami dengan adanya kerja sama ini produksi para pelaku usaha dapat meningkat sehingga mampu menggerakkan perekonomian Kabupaten Banggai," tutupnya.

Baca juga: Komunitas berbagi DSLNG, beri kontribusi dunia pendidikan di Banggai
Baca juga: PT. Donggi Sennoro hibahkan Rp3 miliar kepada Pemprov Sulteng
Seorang pengusaha UMKM Binaan DSLNG memperlihatkan produk-produk yang mereka hasilkan dan telah diminati pasar luar daerah. (ANTARA/Stevan Pontoh)