Apindo Sulteng: Perlu langkah konkrit hadapi dampak corona

id pariwisata

Apindo Sulteng: Perlu langkah konkrit hadapi dampak corona

Ketua DPD Apindo Sulawesi Tengah, Achrul Udaya (Antara/Anas Masa)

Palu (ANTARA) - Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulawesi Tengah, Achrul Udaya mengajak semua pihak di daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah konkrit untuk menghadapi dampak virus corona yang kini telah melanda berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Dampak virus corona benar-benar sangat memukul semua sektor, dan yang paling merasakan adalah sektor periwisata, sebab selama ini sektor ini menyumbang devisa terbesar di dalam negeri," katanya di Palu, Selasa.

Menurut dia, virus corona kini menjadi momok yang menakutkan masyarakat, termasuk di Sulteng, karena dalam beberapa waktu terakhir ini serangan virus ini telah merengut ribuan jiwa di beberapa belahan dunia.

"Ini masalah yang harus diseriusi dan mendapat perhatian besar oleh pemerintah, termasuk pemerintah daerah Sulteng untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah konkrit di lapangan," kata Achrul.

Menurut dia, akibat virus corana  yang kini telah menjadi perhatian dunia, kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata di seluruh Tanah Air menurun drastis.

"Entah berapa kerugian negara dari perolehan devisa untuk sektor pariwisata. Kerugiannya cukup besar dan dipastikan penerimaan devisa dari sektor pariwisata tahun 2020 akan turun jauh dari sebelumnya," ujarnya.

Udaya mengatakan Provinsi Sulteng ikut merasakan dampak virus corona, terutama kalangan dunia usaha yang selama ini bergerak di sektor pariwisata umumnya mengeluh akibat dampak merebaknya isu corona tersebut.

Di satu sisi, kata Udaya, mereka harus membayar pajak, di sisi lain pemasukan usaha mereka menurun akibat kurangnya wisatawan yang berkunjung, apalagi di Sulteng selama ini paling banyak wisatawan yang berkunjung berasal dari negara China.

Sementara sejak munculnya virus corona, kata dia, warga negara asing tidak diperbolehkan masuk ke wilayah Indonesia, begitu pula warga negara China yang ada di Indonesia belum diperkenankan untuk keluar negara ini.

Ia mencontohkan di Sulteng berdasarkan laporan dari Kantor Imigrasi Palu bahwa ada tiga warga China yang mendapatkan izin tinggal darurat yang berlaku selama 30 hari. Mereka belum diizinkan untuk kembali ke negaranya, menyusul dampak virus corona dan juga belum ada penerbangan ke negara tersebut.