Komisi IV Puji Nelayan Inkamina Sulteng

id inkamina

Komisi IV Puji Nelayan Inkamina Sulteng

Ilustrasi (antaranews)

Bagus sekali, kapalnya terpeliharan, penggunaannya juga maksimal," kata Multazam.
Palu (antarasulteng.com) - Ketua Tim Komisi IV DPR RI Ibun Multazam yang berkunjung ke Sulawesi Tengah memuji nelayan penerima kapal bantuan Inkamina Kementerian Kelautan dan Perikanan di daerah itu yang terbukti telah memanfaatkan kapal-kapal tersebut dengan baik dan menyejahterakan mereka.

"Bagus sekali, kapalnya terpeliharan, penggunaannya juga maksimal," kata Multazam di sela kunjungan tim Komisi IV yang antara lain membidangi Kelautan dan Perikanan itu di Pelabuhan Pendaratan Ikan Donggala, sekitar 30 kilometer utara Kota Palu, Selasa.

Dalam kunjungan itu, sebanyak tujuh anggota DPR menyaksikan langsung dua kapal Inkamina bertonase 30 GT yang sedang sandar di PPI Donggala dan berdialog dengan nelayan pengelola kapal itu.

Dari hasil dialog tersebut, Multazam menyimpulkan bahwa manfaat kapal itu masih bisa ditingkatkan apabila pemerintah mampu mengatasi kesulitan operasional yang dihadapi nelayan terutama kurangnya es balok untuk pengawetan ikan dan keterbatasan BBM atau minyak solar bersubsidi untuk nelayan.

"Kami di DPR akan mendukung alokasi anggaran dalam APBN bila ada usulan dari sini untuk membangun pabrik es balok, solar packet dealer untuk nelayan (SPDN) atau perpanjangan dermaga dan fasilitas lainnya," ujar politisi PKB itu setelah mendengar keluhan nelayan soal kekurangan es dan BBM serta dermaga yang tidak meamdai lagi untuk tempat sandar kapal nelayan.

Sejak 2011 sampai 2014, Sulteng menerima 47 unit kapal Inkamina yang diserahkan operasionalnya kepada kelompok usaha bersama (KUB) nelayan. Hingga Maret 2015, total produksi ikan kapal-kapal tersebut mencapai 3.700 ton dengan nilai Rp30 miliar.

Marwan, salah seorang Ketua KUB Nelayan di PPI Donggala mengemukakan, ada 400 kapal yang beroperasi di PPI Donggala sehingga dermaga sepanjang 100 meter yang ada saat ini tidak cukup lagi untuk tempat sandar guna membongkar hasil tangkapan dan memuat bahan-bahan kebutuhan untuk melaut.

Sedangkan Luther Kombong, politisi Partai Gerindra memuji pengelola PPI Donggala karena meski dipadati kapal dan nelayan dengan sarana dan fasilitas yang terbatas, namun PPI ini selalu bersih dan nelayan memiliki sarana rekreasi dan olahraga.

"Saya nilai UPTD Pelabuhan Perikanan Dinas KP Sulteng ini cerdas sekali dalam mengelola PPI ini, tidak saja dari aspek operasional tetapi juga nonoperasional, bahkan PPI Donggala sudah menerapkan ISO 9001-2008 dalam sistem pelayannya," ujarnya.

Kepala Dinas KP Sulteng Hasanuddin Atjo mengemukakan PPI Donggala dibangun sejak 2007 dan hingga kini sudah menghabiskan biaya investasi sekitar 45 miliar, dan nilai produksi yang sudah dihasilkan mencapai Rp50 miliar.

PPI Donggala menghasilkan sedikitnya 3.000 ton ikan setiap tahun. Jumlah ini masih sangat terbatas karena daya dukung untuk operasional nelayan berupa pabrik es dan bahan bakar masih sangat terbatas.

Dengan dukungan dana APBN, katanya, tahun 2015 ini dermaga PPI Donggala akan diperpanjang menjadi 150 meter dan disediakan dermaga tambat khusus untuk kapal-kapal kecil sepanjang 100 meter serta perluasan halaman dermaga melalui reklamasi lahan seluas 5.000 meter persegi.

PPI Donggala tahun ini akan mendapat bantuan pabrik es balok berkapasitas 10 ton dari Kementerian Perindustrian sehingga pabrik es balok akan menjadi dua buah dengan kapasitas total 15 ton.

PPI Donggala juga telah memiliki sarana kesehatan dan rumah nelayan, tempat pelelangan ikan, air bersih, SPDN dengan kapasitas 40.000 liter solar perbulan, sebuah pabrik pengolahan ikan skala kecil (mini plant) yang dilengkapi ruang pendingin (cold storage) dan ruang pembekuan ikan (air blast freezer). (R007/M026)