Sulteng targetkan 1.000 semen beku IB tingkatkan populasi ternak

id Mene beku, inseminasi buatan, populasi sapi, ternak, peternakan, Pemprov Sulteng, sultan nisa,Sulteng targetkan 1.000 se

Sulteng  targetkan 1.000 semen beku IB tingkatkan populasi ternak

Ilustrasi- Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian mencatat ada 130 ekor kelahiran dari sapi indukan bantuan pemerintah 2018. ANTARA/HO-Kementerian Pertanian

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menargetkan 1.977 paket semen beku untuk Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik sapi peternak dalam rangka meningkatkan populasi hewan ternak di provinsi tersebut tahun 2021.

"Iya, peningkatan populasi sapi ini melalui inseminasi buatan pada program sapi, kerbau komoditas andalan negeri (Sikomandan)," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Perkebunan dan Peternakan Pemprov Sulteng Sultan Nisa yang dihubungi di Palu, Minggu.

Ia memaparkan, IB jauh sebelumnya sudah dilakukan sejak program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) yang kini telah diubah menjadi program Sikomandan selain untuk mencukupi kebutuhan daging di daerah itu juga sekaligus sebagai upaya pemerintah pusat pusat mencapai tujuan swasembada daging sapi dan kerbau.

Di Sulteng, katanya, kebutuhan nitrogen (N2) cair di atas 25 ribu liter per tahun untuk mendukung optimalisasi reproduksi atau inseminasi buatan.

"Kabupaten Banggai merupakan salah satu kabupaten dengan kebutuhan terbanyak 5.400 liter N2 cair, karena kabupaten jumlah populasi sapi di kabupaten itu cukup tinggi dan petugas inseminasi buatan banyak sehingga kebutuhannya meningkat," ujar Nisa.

Ia memaparkan, dalam sebulan kebutuhan N2 cair di Banggai mencapai 450 liter, olehnya pemerintah Sulteng sedikit mengalami kewalahan memenuhi kebutuhan tersebut, sebab pemerintah pusat direncanakan melakukan penghematan anggaran di tengah pandemi COVID-19 sehingga berdampak pada program dan kegiatan Sikomandan.

Yang mana, pemerintah pusat mengancang-ancang hanya mampu memenuhi kebutuhan Sulteng akan N2 cair kurang lebih 7250 liter, sementara kebutuhan peternak di provinsi itu kurang lebih 26 hingga 27 ribu liter N2 cair.

"Tentu dengan begitu kami menyesuaikan distribusi, supaya 13 kabupaten/kota di provinsi ini semuanya dapat sebab inseminasi buatan dibutuhkan peternak," ucap Nisa.

Lebih lanjut di jelaskannya, pada kegiatan inseminasi buatan, banyak kalangan peternak menginginkan bibit sapi dari semen beku IB jenis Limosin, namun secara teknis tidak semua jenis indukan sapi dapat disuntik bibit limosin apa lagi sampai yang belum pernah berproduksi maka akan sulit mendapat hasil yang bagus.
Jika di paksakan, penyuntikan kepada sapi indukan yang tidak sesuai akan memperburuk keadaan indukan itu sendiri.

"Kalau inseminasi buatan di Sulteng biasanya bibit sapi Peranakan Ongole (PO), Brahman dan lokal sedangkan untuk Limosin sendiri dibatasi pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian sebab ketersediaan bibitnya sangat terbatas," demikian Nisa.