Pegadaian: Animo warga Sulteng berinvetasi pada emas meningkat

id Sulteng,Sandi,Ppkm,Pegadaian ,Emas,Pon,Korupsi

Pegadaian:  Animo warga Sulteng berinvetasi pada emas meningkat

Salah satu nasabah membeli emas batangan yang dijual di Galeri 24 PT Pegadaian (Persero) Area Palu di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (29/9/2021). ANTARA/Muhammad Arsyandi

Palu (ANTARA) - PT Pegadaian (Persero) menilai animo warga Provinsi Sulawesi Tengah menggunakan produk gadai khususnya emas sebagai instrumen investasi mengalami peningkatan.

"Hingga 25 September 2021, nilai investasi produk gadai khususnya emas pada Pegadaian di seluruh kantor cabang dan pusat di Provinsi Sulteng sebesar Rp531,938 miliar. Naik 0,53 persen dibanding 25 September 2020 yang senilai Rp529,155 miliar,"kata Deputi Bisnis PT Pegadaian (Persero) Area Palu Dul Trisno di Kota Palu, Rabu.

Naiknya nilai invetasi emas di Sulteng menunjukkan makin banyak warga yang sadar akan pentingnya menjadikan emas sebagai alat invetasi utama mengingat nilai intrinsik emas yang selalu stabil dari waktu ke waktu.

Data tersebut diperoleh dari laporan seluruh kantor cabang pembantu PT Pegadaian (Persero) Area Palu di seluruh daerah di Sulteng.

Apalagi di tengah pandemi COVID-19 membuat nilai intrinsik berbagai instrumen investasi justru tertekan sehingga jatuh yang berakibat pemilik instrumen invetasi selain emas mengalami kerugian finansial, sementara emas justru terkesan stabil bahkan naik.

Beberapa strategi yang dilakukan agar kesadaran warga Sulteng menjadikan emas sebagai alat invetasi utama meningkatkan di antaranya mengadakan berbagai kegiatan literasi pada setiap komunitas, instansi, organisasi, kelompok arisan maupun sekolah.

Kemudian, memperkenalkan tabungan emas kepada masyarakat sebagai cara alternatif dalam berinvestasi emas yang sangat terjangkau karena dapat dilakukan dengan setoran awal hanya Rp100.000.

Salah satu nasabah PT Pegadaian Area Palu Ahmad mengaku sudah lama menjadikan emas sebagai barang invetasi sebab menurutnya dari tahun ke tahun harga emas terus naik.

"Baik harga beli dan jual kembalinya terus naik. Kalaupun turun hanya beberapa kali tapi lebih sering naik daripada turun. Saya sudah berinvetasi emas sejak tahun 2019,"ucapnya.

Ia juga mengaku telah mencicipi manisnya berinvetasi emas dibanding instrumen invetasi lain seperti saham, tanah atau properti.

"Pertengahan tahun 2019 saya membeli emas batangan 10 gram seharga sekitar Rp6,5 juta. Pada awal 2020 saya butuh uang sehingga emas yang dibeli tahun 2019 itu naik dan harga jual kembalinya sekitar Rp8,5 juta. Saya untung sekitar Rp2 juta," katanya.