Daya beli petani di Sulteng naik selama 3 bulan beruntun

id Sulteng,Sandi,Ntp,Petani,Bps

Daya beli petani di Sulteng  naik selama 3 bulan beruntun

Petani menjemur jagung di Desa Pandere, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (30/8/2021). Harga jagung untuk bahan pakan ternak di tingkat petani naik dari rata-rata Rp2.500 menjadi Rp4.700 per kilogram karena kurangnya persediaan akibat hujan yang terus mengguyur wilayah itu. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/wsj.

Palu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat tingkat kemampuan atau daya beli petani di seluruh daerah di provinsi itu terus mengalami kenaikan.



Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Sulteng Jefri Wahido menyatakan tingkat daya beli petani tersebut tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang hingga bulan September mampu di atas nilai 100.



"Terjadi kenaikan selama tiga bulan berturut-turut dari bulan Juli sampai September. Nilainya di atas 100," katanya di Kota Palu, Senin.



Ia menerangkan pada bulan Juli NTP Sulteng mencapai nilai 100,08. NTP tertinggi terjadi pada subsektor perikanan sebesar 104,09, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 96,75.



"Pada Agustus NTP Sulteng sebesar 100,76, naik 0,68 persen dibanding NTP bulan Juli. NTP tertinggi terjadi pada subsektor perikanan sebesar 104,72 sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 96,77," ujarnya.



Sementara itu, lanjutnya, NTP Sulteng pada bulan September sebesar 101,74, naik 1 persen dibanding NTP Agustus. NTP tertinggi terjadi pada subsektor perkebunan rakyat sebesar 105,06, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 94,32.



Ia berharap NTP Sulteng terus naik sehingga perekonomian di provinsi itu, terutama dari sektor pertanian dan perkebunan, kembali pulih setelah dihantam pandemi COVID-19 utamanya dapat meningkatkan taraf hidup para petani di pedesaan.