Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menggandeng organisasi profesi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia memberikan pelatihan jurnalistik khususnya video kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang kehumasan.
Hal tersebut diawali dengan melakukan pertemuan oleh pengurus IJTI Sulteng bersama Gubernur Sulteng Rusdy Mastura di Palu, Selasa.
Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura menyambut baik usulan yang diberikan oleh IJTI dan segera mengagendakan pelatihan jurnalistik.
"Saya dukung sekali program seperti ini," ucap Rusdy.
Ia juga meminta kepada jurnalis, ikut mendukung dan membantu Pemerintah Daerah (Pemda) dalam hal publikasi program pembangunan Sulteng.
Ia mengaku, banyak keberhasilan yang sudah dicapai belum terpublikasi dengan baik. Seperti penurunan angka kemiskinan satu persen dalam jangka delapan bulan pemerintahan Rusdy Mastura dan Ma'mun Amir.
"IPM Sulteng meningkat, angka investasi kita tertinggi kelima se-Indonesia, pembangunan yang kita tingkatkan bukan pembangunan yang satu sektor saja tetapi multi, begitu pun pembangunan olahraga, kita bisa meraih 12 medali. Ke depan kita akan meraih 20 medali emas, APBD Kita meningkat," tutur Rusdy.
Gubernur berharap, IJTI Sulteng juga dapat berperan menyosialisasikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tiga persen agar dapat termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
"Saya berharap kepada kepala daerah tingkat kabupaten/kota memastikan KUR tersebut dapat tersalurkan dengan baik kepada masyarakat. Pertumbuhan pembangunan daerah ini 80 persen disumbang dari sektor swasta, hanya 20 persen melalui program pemerintah," jelasnya.
Ketua IJTI Sulteng Hendra mengemukakan, rencananya pelatihan jurnalistik untuk humas akan digelar pada akhir Mei 2022.
Tujuan pelatihan, guna menambah wawasan humas dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, ataupun melalui rilis untuk media.
"Kami beranggapan pelatihan ini penting, karena banyak kegiatan yang menarik oleh gubernur, tetapi tidak terpublikasi dengan masif, padahal ada humas yang harusnya menyampaikan kepada masyarakat, dan mungkin kegiatan itu tidak bisa dijangkau media media massa," kata Hendra.
