Gubernur Sulteng minta perusahaan jaga kelestarian habitat satwa liar

id Maleo, endemik, gubernur Sulteng, Rusdy Mastura, Banggai, lingkungan hidup, habitat, sulteng

Gubernur Sulteng  minta perusahaan jaga kelestarian habitat satwa liar

Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura (kedua kanan) menerima cinderamata dari Presiden Direktur PT DSLNG, Atsushi Hozumi (kedua kiri) didampingi Bupati Banggai Amirudin Tamoreka (kanan) dan Direktur Korporasi PT DSLNG, Drajat Iman Panjawi (kiri) pada kegiatan pelepasliaran satwa endemik Burung Maleo hasil penangkaran perusahaan itu ke habitatnya di Kabupaten Banggai, Selasa (7/6/2022). ANTARA/HO/Biro Administrasi Pimpinan Pemprov Sulteng

Banggai, Sulteng (ANTARA) - Gubernur Tengah Rusdy Mastura meminta perusahaan yang berinvestasi di provinsi itu menjaga kelestarian habitat satwa liar sebagai upaya menyeimbangkan ekosistem alam dengan kegiatan industri.
"Salah satu contoh adalah pelestarian habitat burung maleo endemik Sulawesi di Kabupaten Banggai yang saat ini konsisten dilakukan," kata Rusdy, saat acara pelepasliaran burung Maleo ke habitatnya di Kabupaten Banggai sebagai rangkaian memperingati hari lingkungan hidup di Banggai, Selasa.
 
Menurut dia, pelestarian habitat dan satwa liar dapat menggunakan dana tanggung jawab sosial masing-masing perusahaan yang dikelola secara profesional dalam mewujudkan lingkungan hidup sehat.
 
Seperti yang telah dilakukan PT Donggi Sinoro LNG (DSLNG), perusahaan berkecimpung di bidang energi gas alam ini telah melakukan kegiatan lingkungan dengan membuat kawasan konservasi bagi satwa endemik Sulawesi (Maleo).
 
Mengingat, satwa liar ini termasuk satwa dilindungi karena terancam punah, maka sudah sepatutnya memberikan perlindungan istimewa supaya dapat berkembang biak, serta mengurangi perburuan liar yang berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup satwa di habitatnya, khususnya endemik.
 
"Menjaga kelestarian flora dan fauna serta lingkungan hidup sangat berharga untuk kepentingan makhluk hidup. Oleh karena itu bagi perusahaan yang belum melakukan, kiranya mementingkan kelangsungan lingkungan yang seimbang," tutur Rusdy.
 
Ia juga mengajak masyarakat dapat berkolaborasi dengan pihak perusahaan DSLNG dalam menjaga kelestarian lingkungan, di samping melakukan kegiatan produksi.
 
"Perusahaan harus bijak, dan tidak hanya sekedar mementingkan keuntungan semata. Diperlukan terobosan dalam rangka pelestarian flora dan fauna yang ada di Sulteng," kata Rusdy.
 
Ia menambahkan, burung Maleo merupakan maskot Sulteng yang cukup dikenal di Tanah Air, sehingga gambar endemik ini tidak jarang dituangkan dalam ekspresi seni di kain batik khas Sulteng
 
"Bahkan kemasan makanan hasil produk UMKM daerah banyak menggunakan gambar dan sketsa burung Maleo yang menandakan bahwa produk-produk ini berasal dari Sulteng," ujar Rusdy.

Pada eringatakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Selasa (6/7), PT DSLNG kembali melepasliarkan 15 anakan burung endemik maleo (Macrocephalon maleo) dari hasil konservasi eksitu Pusat Konservasi Maleo DSLNG, dengan ditandai acara penyerahan anakan burung maleo secara simbolis oleh Presiden Direktur PT DSLNG, Atsushi Hozumi dan Direktur Korporasi PT DSLNG, Drajat Iman Panjawi kepada Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura, dan Bupati Banggai Amirudin Tamoreka, yang kemudian menyerahkannya secara simbolis kepada Komunitas Pecinta Maleo di lokasi Kilang DSLNG di Desa Uso, Kecamatan Batui.

Pelepasliaran burung Maleo ini merupakan kesekian kalinya sejak DSLNG memulai program konservasi burung langka itu tahun 2012.

Acara ini juga dihadiri Komandan Korem 132 Tadulako Brigjen TNI Toto Nuryanto, Kepala Polda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriady, Komandan Kodim 1308/Luwuk-Banggai Letkol Inf Dony Gredinand, Kepala Polres Banggai, AKBP Yoga Priyahutama, serta perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah.

Sebanyak 15 anakan maleo ini nantinya dilepasliarkan ke Suaka Margasatwa Bakiriang. Secara keseluruhan, DSLNG telah melepasliarkan 127 anakan maleo dari hasil konservasi eksitu dalam upaya meningkatkan populasi burung endemik Sulawesi yang terancam punah ini.