TPH Sulteng bantu penanganan stunting lewat pangan bergizi

id Padi Inpari, Nutri Zinc, dinas TPH, Pemprov Sulteng, Nelson Metubun, stunting, tengkes, petani, pertanian

TPH Sulteng bantu penanganan stunting lewat pangan bergizi

Ilustrasi- Seorang petani di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah sedang menjemur gabah hasil panen sebelum digiling menjadi beras, Sabtu (11/3/2023). ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah membantu pengendalian prevalensi stunting atau tengkes lewat pangan bergizi dengan mendorong petani menanam benih padi varietas Inpari Nutri Zinc.


 


"Langkah ini salah satu bentuk intervensi sebagai upaya menekan prevalensi stunting di daerah, yang mana benih padi varietas khusus telah diberikan kepada petani sejak 2022," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun di Palu, Selasa.


 


Ia menjelaskan, benih varietas khusus itu diambil dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sulteng, untuk selanjutnya dikembangkan oleh petani, khususnya pada daerah yang masuk dalam program Indeks Pertanaman 400 (IP400).


 


Yang mana, daerah-daerah mendapat bantuan benih label ungu Nutri Zinc yakni Kabupaten Parigi Moutong dengan luas sasaran lahan 175 hektare, Buol 575 hektare, Banggai 425 hektare dan Banggai Kepulauan 500 hektare.


 


"Dengan intervensi ini diharapkan masyarakat bisa mengonsumsi beras berkualitas untuk perbaikan gizi ibu hamil dan balita yang berpotensi kekurangan gizi," ujarnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah, Nelson Metubun. ANTARA/Moh Ridwan




 


Ia mengemukakan, perlakuan benih khusus diberikan kepada daerah masuk dalam program IP400 untuk mempercepat dan meningkatkan produksi pangan tersebut supaya masyarakat mudah memperoleh dari petani.


 


Jenis beras ini memiliki Zn mencapai 34,51 ppm, dengan rata-rata kandungan Zn 29,54 ppm, sehingga Kementerian Pertanian (Kementan) melepas varietas ini pada tahun 2019 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:168/HK.540/C/01/2019.


 


Tahun 2021, pervalensi stunting di Sulteng 29,7 persen berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka ini masih di atas rata-rata nasional yakni, 24 persen, dan diupayakan turun di angka 17 persen pada tahun 2026.


 


"Selain pengendalian stunting, lewat IP400 juga adalah bagian dari pengentasan kemiskinan dari sektor pertanian, karena petani bisa memproduksi padi empat kali dalam setahun, dan secara tidak langsung produksi tentu meningkat," ucapnya.