"Pada kegiatan ini, kami turut menampilkan berbagai produk unggulan yang merupakan hasil karya anak binaan," kata Subseksi Pendidikan Bimkemas LPKA Palu Henny di Palu pada giat Expo Kemandirian Pondok Pesantren yang diselenggarakan Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama di Palu, Minggu.
Henny mengemukakan berbagai produk anak binaan yang dipamerkan dalam giat tersebut di antaranya sabun, keranjang, hingga lukisan.
Ia mengaku senang dan menyampaikan apresiasi terhadap UIN Datokarama Palu bahwa produk anak binaan dapat turut berpartisipasi dan dipamerkan dalam kegiatan tersebut.
Selain menampilkan hasil kerajinan, LPKA Palu juga memperlihatkan program-program kegiatan unggulan dalam proses pembinaan anak binaan yang dikemas melalui gambar bercerita dengan mengusung tema 'A Wonder Full Journey LPKA Palu pada giat tersebut.
"Tentunya kegiatan seperti ini sangat bernilai manfaat, apalagi kami bisa turut serta dalam berpartisipasi pada Expo kali ini. Para anak binaan juga senang bahwa karya mereka juga ikut ditampilkan di sini," kata dia.
Sementara itu, Rektor UIN Datokarama Palu Prof Lukman S Thahir menyampaikan apresiasi terhadap anak binaan LPKA Palu yang tetap melakukan berbagai aktivitas positif meski di tengah menjalani masa pembinaan.
"Luar biasa LPKA Palu, saya sangat mengapresiasi karena berhasil membawa anak binaannya meraih prestasi hingga tingkat nasional. Terus pertahankan prestasi terbaiknya,” kata dia saat mengunjungi stan LPKA Palu.
Expo Kemandirian Pondok Pesantren dalam rangkaian Hari Santri 2023 diikuti 21 Pondok Pesantren Inkubasi, dua Pondok Pesantren non inkubasi, LPKA Palu dan sekitar 20 unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari Pondok Pesantren.
Prof Lukman mengatakan kemandirian pesantren merupakan salah satu program prioritas dari Kementerian Agama yang bertujuan tidak hanya membangun ekonomi pesantren, tetapi juga untuk mengawal agar pesantren tidak dibajak oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
Oleh karena itu dibutuhkan sinergi antara Kementerian Agama Provinsi dengan pihak di perguruan tinggi, dengan harapan kegiatan seperti ini bukan hanya sampai di sini, akan tetapi dikembangkan terus dan menjadi tanggung jawab Kemenag maupun universitas untuk civitas akademika juga bisa terlibat dalam pengembangan dan penguatan kemandirian ekonomi pesantren.
