TKN: Pembelian alutsista untuk keamanan negara dari potensi serangan

id Cak Imin,Muhaimin Iskandar ,Prabowo Gibran,TKN Prabowo Gibran,Anies Muhaimin,Alutsista,Alat perang,Pertahanan negara

TKN: Pembelian alutsista untuk keamanan negara dari potensi serangan

Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko. ANTARA/Aprillio Abdullah Akbar

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menjelaskan bahwa pembelian alutsista tidak bertujuan untuk terlibat dalam perang pada masa mendatang, tetapi sebagai langkah pencegahan untuk menjaga keamanan negara dari potensi serangan.

Budiman mengemukakan hal itu ketika menanggapi pernyataan Calon Wakil Presiden RI Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang mempertanyakan urgensi pengadaan alat perang.

"Jika kita baru beli alat perang saat besok mau perang, alat perangnya akan terlambat. Baru datang setelah sebagian tanah air kita sudah diduduki tentara negara lain. Sebagian tentara kita tewas karena tak memiliki alat tempur, dan korban sipil sudah banyak," kata Budiman Sudjatmiko dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, logika pertahanan perlu dipahami oleh seorang pemimpin karena pertahanan merupakan hal yang vital untuk menjaga kedaulatan bangsa.

Budiman mengungkapkan bahwa sistem pertahanan menjadi perhatian penuh dari pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan telah menjadi salah satu program yang ada dalam astacita Prabowo-Gibran.

"Di astacita kedua, kami bicara tentang jumlah anggaran pertahanan, melanjutkan kebijakan Pak Jokowi yang ingin memperkuat pertahanan Indonesia, termasuk dalam konteks pencegahan dalam poin 6, memperkuat sistem deteksi dini serta memperkuat teknologi informasi dan memperkuat pertahanan siber," ujar dia.

Selain itu, dia juga menanggapi pertanyaan Cak Imin terkait dengan pernyataan yang membandingkan alat perang dengan alat pertanian. Hal itu merupakan persoalan yang berbeda untuk dibandingkan.

"Alat perang dan alat pertanian keduanya penting. Untuk pertanian, Prabowo-Gibran juga memiliki program modernisasi bisnis pertanian, mekanisasi pertanian, serta lumbung pangan untuk swasembada. Ini dua hal yang berbeda. Jadi, jangan dibandingkan, pilih alat perang atau alat pertanian," kata dia.

Pada hari Rabu Cak Imin saat berkampanye di depan sejumlah petani di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyampaikan keheranannya dengan kondisi negara yang lebih memilih berutang membeli alat perang ketimbang alat pertanian.

"Kita enggak perang, kenapa kebanyakan utang beli alat perang? Lebih baik utang untuk beli alat pertanian. Buat apa kita utang ratusan triliun rupiah, tetapi tidak untuk sesuatu yang nyatanya tak dibutuhkan? Nyatanya kita butuh pangan," ujar dia.