Kepala Btnll: Danau Lindu Semakin Dangkal

id danau,lindu, dangkal

Kepala Btnll: Danau Lindu Semakin Dangkal

Ilustrasi (Antara)

Palu- Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore-Lindu (BBTNLL) Sulawesi Tengah Agus Harijoko mengatakan, Danau Lindu yang merupakan salah satu aset pariwisata di daerah itu kini airnya semakin dangkal.

"Selain dangkal, juga terjadi penyempitan sehingga perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah," katanya di Palu, Kamis.

Danau Lindu yang berada di Kecamatan Lindu, sekitar 70-an kilometer dari Palu, Ibu Kota Sulteng, saat ini perlu mendapat perhatian karena telah terjadi pendangkalan dan penyempitan.

Belum diketahui secara pasti penyebab pendangkalan dan penyempitan, tetapi kemungkinan besar dampak dari hutan yang ada disekeliling danau terus berkurang fungsinya.

Artinya, hutan yang ada di sekitar danau sudah menjadi kebun-kebun masyarakat.

Menurut dia, jika tidak diantisipasi dari sekarang ini danau yang menjadi aset pariwisata dan juga sumber mata pencaharian bagi masyarakat di wilayah itu akan semakin dangkal airnya dan juga menyempit.

Karena itu, BBTNLL berharap mendapat perhatian serius dari pemerintah, terutama Kabupaten Sigi karena kebetulan Kecamatan Lindu masuk dalam wilayah Sigi.

Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Lindu Agustinus Djaru juga membenarkan air semakin dangkal dan terjadi penyempitan.

Guna mencegah terjadinya pembukaan lahan untuk areal kebun masyarakat, pemerintah kecamatan bersama-sama dengan lembaga adat setempat tidak lagi memberikan izin pembukaan lahan baru.

Begitu juga masyarakat di kecamatan itu dilarang keras membabat dan menebang hutan demi kepentingan apapun.

Bahkan untuk pembangunan rumah warga yang rusak tidak akan menggunakan metrial bahan bangunan kayu dari wilayah tersebut.

"Semua bahan bangunan yang diperlukan untuk pembangunan rumah, sarana ibadah dan sekolah yang rusak akibat gempa didatangkan dari Palu," katanya.

Untuk mengantisipasi semakin berkurangnya ikan mujair yang ada di Danau Lindu, pemerintah kecamatan juga setiap enam bulan menutup aktivitas penangkapan ikan di danau itu.

Ikan mujair selama ini merupakan jenis tangkapan yang menjadi sumber utama pendapatan rumah tangga sebagian masyarakat yang ada di Kecamatan Lindu.

Seluruh hasil tangkapan nelayan dijual kepada para pedagang ikan yang datang dari Kota Palu. (BK03)