Ratusan Hektare Tambak Dan Sawah Disapu Banjir

id tambak

Ratusan Hektare Tambak Dan Sawah Disapu Banjir

Ilustrasi (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Ratusan hektare tambak udang dan ikan serta sawah di Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, disapu banjir sehingga petani mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

"Khusus di desa saya itu, sawah yang baru habis ditanami padi sekitar 150 hektare. Semuanya habis disapu banjir," kata Kepala Desa Sausu Piore Ismail di Palu, Rabu, menanggapi kondisi terkini pascabanjir di wilayah itu.

Banjir besar melanda sejumlah desa di Kecamatan Sausu pada Selasa (28/11) akibat hujan deras yang terus mengguyur basis pertanian di Kabupaten Parigi Moutong itu dalam beberapa hari terakhir.

Menurut Ismail, selain sawah juga terdapat tambak udang dan ikan yang luasannya diperkirakan mencapai 120 hektare juga rusak dan terbawa hanyut air banjir.

"Sebagian ikan di tambak itu sudah siap panen," katanya.

Dia mengatakan kerugian petani tambak dalam satu hektare berkisar Rp15 juta hingga Rp20 juta sehingga diperkirakan kerugian petani dari bencana alam tersebut mencapai ratusan juta rupiah.

"Itu belum termasuk palawija yang sudah ditanami petani dan siap panen. Sementara itu kan sumber ekonomi utama bagi masyarakat kami di desa," katanya.

Menurut Ismail, masyarakatnya tengah giatnya menanam jagung, semangka, rica, merica, tomat dan sayur-sayuran, namun belum sempat dipanen sudah dihajar banjir.

Terkait hal itu kata Ismail, dirinya berharap adanya perhatian pemerintah kabupaten, provinsi maupun pemerintah pusat, agar semangat petani di desa tersebut kembali bangkit lagi meski setelah mengalami ujian berat berupa banjir.

Ismail mengatakan banjir disertai lumpur tersebut juga merendam 271 rumah penduduk dan fasilitas publik lainnya seperti balai desa, masjid, sekolah dasar, gedung PAUD dan bangunan Puskesdes.

"Air di dalam gedung itu sampai di dada saya. Lebih dari satu meter," jelasnya.

Banjir yang menerjang sejumlah desa tersebut akibat meluapnya Sungai Sausu. Sementara sungai itu merupakan muara dari seluruh anak sungai yang ada di wilayah itu.

"Muara sungai itu ada di Desa Sausu Piore. Makanya kami yang paling parah," katanya. (skd)