Produksi Pakan Ternak Inovatif Capai 2,5 Ton/Hari

id Pakan,Ternak,Inovasi

Produksi Pakan Ternak Inovatif Capai 2,5 Ton/Hari

Pembuatan pakan ternak di Kelurahan Lasoani, Kota Palu, melalui program kelurahan inovasi dan mandiri. Kelompok usaha ini telah memproduksi hingga 500 kg pakan ternak perhari yang bersumber dari bahan baku batang jagung, jerami padi, dedak, jagung giling, kedelai dan gula merah. (Foto:Aslan)

"Kemampuan mesin produksi kami bisa mencapai satu ton satu hari,"
Palu (Antaranews Sulteng) - Produk pakan ternak yang diproduksi kelompok masyarakat melalui program kelurahan inovasi dan mandiri di Kota Palu telah mencapai 2,5 ton perhari.

"Satu kelompok rata-rata produksi sudah mencapai 500 kilogram perhari. Sementara kelurahan inovasi khusus pakan ternak di Kota Palu ada lima kelompok," kata Ketua Kelompok Pakan Ternak Kelurahan Lasoani, Aslan Rembagau di Palu, Kamis.

Lima kelurahan inovasi dan mandiri yang menjadi sasaran Pemerintah Kota Palu yakni Petobo, Lasoani, Tanamodindi, Layana dan Kelurahan Tawaeli.

Untuk mengembangkan usaha tersebut, Pemerintah Kota Palu memberikan bantuan berupa mesin produksi dan suplai bahan baku berupa batang jagung, jerami padi, dedak, jagung giling, kedelai dan gula merah.

"Kemampuan mesin produksi kami bisa mencapai satu ton satu hari," katanya.

Aslan mengatakan, produk pakan ternak tersebut dapat digunakan untuk ruminansia besar dan kecil seperti kambing, domba, kerbau dan sapi.

Menurut Aslan, hasil produksi pakan tersebut saat ini masih diberikan secara gratis kepada peternak karena bahan baku yang digunakan masih disuplai pemerintah Kota sehingga tidak dapat dikomersilkan.

"Ini kebijakan Pak Wali Kota Palu supaya digratiskan kepada peternak, sampai nanti kami bisa mandiri," katanya.

Aslan mengatakan, berdasarkan analisa dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Palu, suplai bahan baku akan dilakukan sampai akhir 2019 karena para kelompok pakan ternak harus melalui beberapa tahapan hingga nanti bisa mandiri.

Tahapan tersebut, kata dia, penguatan sumber daya manusia, penguatan kapasitas produksi dan pendampingan.

"Kami diberikan dua orang tenaga pendamping untuk mendampingi produksi dan penguatan sumber daya manusia," katanya.

Aslan mengatakan, saat ini kelompok tersebut belum bisa mandiri karena sedang dalam tahapan penguatan sumber daya manusia dan kapasitas produksi.

Aslan mengatakan, dari produksi pakan yang dihasilkan tersebut sudah ada pihak yang meminta untuk digunakan memenuhi kebutuhan pakan ternaknya hanya saja belum dapat dikomersilkan karena bahan baku masih disuplai pemerintah.

"Kami dari kelompok masih bersifat swadaya. Kita menunggu kebijakan dari Pemerintah Kota Palu terhadap langkah selanjutnya," katanya. ***