Bulog sulteng maksimalkan pengadaan beras panen raya

id Bulog, beras, panen, khozin

Bulog sulteng maksimalkan pengadaan beras panen raya

Kepala Perum Bulog Sulteng, Khozin (foto/Antara/Anas)

Panen raya di sejumlah daerah di Sulteng akan berlangsung akhir Maret s.d. April 2018.
Palu, (Antaranews Sulteng) -  Kepala Perum Bulog Sulawesi Tengah Khozin mengatakan bahwa pihaknya berusaha maksimal untuk membeli beras petani saat panen raya berlangsung di daerah itu.

"Panen raya di sejumlah daerah di Sulteng akan berlangsung akhir Maret s.d. April 2018," katanya di Palu, Rabu.

Pada saat panen raya berlangsung, Bulog akan turun langsung ke tengah petani untuk menyerap produksi gabah/beras guna memenuhi target kebutuhan beras stok nasional.

Sulteng, kata dia, pada musim panen (MP) tahun ini ditargetkan pemerintah membeli sebanyak 50.000 ton meningkat dari prognosa 2017 sebanyak 42.160 ton yang realisasinya mencapai 43.000 ton.

Ia mengaku hingga kini baru menyerap sekitar 1.500 ton beras petani. Namun, pihaknya optimistis pada panen raya bisa merealisasi pembelian gabah/beras petani lebih besar.

"Pokoknya kami akan berusaha keras untuk bisa bersaing dengan pedagang yang membeli beras petani jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP)," katanya.

Sementara itu, Gubernur Sulteng H. Longki Djanggola saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (murembang) Bidang Pertanian Tingkat Provinsi Sulteng di Palu, Selasa (20-3-2018) meminta Bulog untuk lebih gencar lagi membeli gabah/beras petani.

"Saya berharap Bulog turun langsung ke lapangan dan membeli gabah/beras petani meski memang harus bersaing ketat dengan pedagang yang membeli dengan harga tinggi," kata Gubernur Longki.

Panen raya akan berlangsung mulai Maret hingga April 2018. Bulog, lanjut dia, harus bisa memanfaatkan masa panen ini dengan gencar membeli produksi petani agar target pengadaan dapat tercapai.

Kalau pada tahun 2017, Bulog berhasil melampaui target pengadaan, dia yakin pada tahun ini pihaknya juga mampu merealisasi target pembelian.

Gubernur Longki mengatakan bahwa dirinya pada tahun 2017 dengan terpaksa harus mengeluarkan kebijakan meminta semua daerah penghasil beras di Sulteng untuk menjual beras sebanyak 15 persen dari hasil panen petani kepada Bulog.

Kebijakan itu, kata dia, ternyata berhasil meningkatkan persentase penyerapan beras petani di Sulteng.

Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng menyebutkan setiap tahun daerah ini surplus beras 200.000 s.d. 300.000 ton.

Sulteng termasuk salah satu daerah penghasil beras di Pulau Sulawesi setelah Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan lumbung beras terbesar di kawasan timur Indonesia.