Diskusi etnografi antropologi di untad bahas milenial

id antropologi,untad,diskusi

Diskusi etnografi antropologi di untad bahas milenial

Suasana diskusi etnografi Program Studi (Prodi) Antropologi, Universitas Tadulako (Untad) Palu. (www.sulteng.antaranews.com/Muh. Ridwan)

Palu, (Antaranews) - Program Studi (Prodi) Antropologi, Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sulawesi Tengah, meggelar diskusi etnografi dengan pembahasan era milenial.

Ketua Prodi Antropologi Untad, M Junaidi di Palu, Jumat, mengatakan, kegiatan itu menghadirkan Departemen FIB-UGM Yogyakarta yakni Prof Dr Irwan Abdullah untuk membedah situasi perkmbangan zaman di era saat ini.

"Antropologi sebagai disiplin ilmu yang fokus mepelajari tentang manusia, melihat perkembangan arus globalisasi begitu pesat, tentu berpengaruh terhadap lingkungan dan budaya," ungkap Junaidi.

Prof Abdullah dalam diskusinya mengatakan, sangat penting mempersiapkan diri menghadapi masa milenial, sekaligus menjawab tantangan revolusi. 
Karena dunia akan terus berkembang dan pergerakan manusia merupakan hal yang penting, sehingga munculah beberapa istilah seperti 'Mobility is a must' yang berarti kita harus selalu bergerak. 

"Pada era yang baru ini milenialisme atau generasi yang memiliki kebebasan telah mengubah banyak paradigma normatif," ungkapnya.

Menurutnya, hal tersebut tak luput dari pengaruh negara-negara adidaya yang terbagi dalam tiga gelombang peradaban, sejak tahun 1.500-an mulai dari Spanish Empire, British and French Colonialization, sampai US imperialism yang telah mengubah banyak hal, hingga mengantarkan peradaban pada revolusi.

Selain itu, tak luput pula beberapa negara-negara kuat, ikut terlibat memabawa perubahan secara besar-besaran, seperti Cina dengan beberapa perdabannya yang terkenal, diantaranya I-Tsing terjadi tahun 678 masehi.

"Tahap revolusi ini awalnya berkembang ketika imperialisme Amerika yang menjadi tonggak munculnya industri-industri, sehingga pada revolusi 1.0 banyak orang yang menganggur akibat mekanisasi,"ujarnya.

Pada revolusi industri 2.0, kata Prof Irwan merupakan revolusi bertumpu pada kekuatan listrik dan diteruskan hingga revolusi 3.0 yang berbasis pada kekuatan IT, hingga akhirnya saat ini dunia telah dikuasai oleh sistem siber.

Ia menambahkan, di era milenial, terjadi perubahan cukup deras  mulai dari segi pendidikan, teknologi maupun moral hingga budaya. Menurutnya, kebebasan manusia telah dirampok kecanggihan teknologi, semua telah digantikan oleh siber.

"Hendaknya kita berushana menyikapi hal ini dengan bijak" harap Irwan.

Kegiatan bertajuk kuliah tamu seri diskusi etnografi 2018 itu, diikuti sejumlah dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) makassar, Dosen Fakultas Ilmu Soisial dan Ilmu Politik beserta mahasiswa Untad.