Korban gempa akan dipekerjakan dengan upah sesuai standar

id Palu,Kota Palu,Dinsos Palu,Dinsos Sulteng,Padat Karya,Peserta Padat Karya

Korban gempa akan dipekerjakan dengan upah sesuai standar

Warga Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi yang menjadi peserta program padat karya dengan bersih-bersih lingkungan dalam rangka rangka BUMN Hadir untuk Negeri (BHUN) membersihkan lingkungan desa mereka, Sabtu (18/8) (Antaranews Sulteng/Doc.BHUN)

Yang diutamakan warga Palu yang jatuh miskin baru akibat bencana dan peserta padat karya yang direkrut Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Sosial Palu
Palu (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Provinsi dan Kota Palu bekerjasama dengan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (NGO) akan merekrut korban gempa yang kehilangan pekerjaan menjadi pekerja padat karya dengan upah sesuai standar minimum Kota Palu.

Kepala Dinas Sosial Sulawesi Tengah Ridwan Mumu mengatakan para peserta padat karya di Kota Palu yang direkrut oleh sejumlah NGO nantinya akan digaji berdasarkan Upah Minimum Kota (UMK) Palu yakni Rp2.235.900.

"Biar sebanyak apapun uang yang dibawa NGO untuk membantu korban bencana di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala kita tetap meminta agar insentif yang diberikan kepada mereka berdasarkan UMP agar menghindari gesekan antara mereka," kata Ridwan usai mengikuti Focus Group Discussion (FGD) antara BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palu dengan Pemprov Sulteng, Kamis siang.

Saat ini lanjut Ridwan, sejumlah NGO tengah mendata warga Palu korban bencana yang kehilangan tempat tinggal yang saat ini masih bertahan di tenda dan selter pengungsian untuk direkrut dan dipekerjakan sebagai peserta padat karya.

"Yang diutamakan warga Palu yang jatuh miskin baru akibat bencana dan peserta padat karya yang direkrut Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Sosial Palu," ujar Ridwan.

Ridwan menerangkan para peserta padat karya yang direkrut diupayakan mulai bekerja minggu depan dengan waktu kerja antara 20 sampai 26 hari dalam sebulan.

Jika pekerjaan peserta padat karya yang direkrut Dinsos Palu hanya menyapu, membersihkan selokan, mencabut rumput dan halaman rumah ibadah, peserta padat karya yang direkrut berbagai NGO itu nantinya akan bekerja membersihkan puing-puing bangunan yang rusak akibat gempa, tsunami dan likuifaksi.

"Misalnya dalam satu keluarga ada rumahnya sudah rusak berat dan tidak layak huni lagi, dia akan direkrut sebagai peserta padat karya untuk membersihkan puing-puinh bangunan dimulai dengan puing-puing rumahnya. Kerjaannya dia meratakan rumahnya dengan tanah dan membersihkan puing-puingnya," terang Ridwan.

Saat ini sambung Ridwan program tersebut telah sukses dan tengah berjalan di Kabupaten Sigi dengan merekrut 100 warga. Selanjutnya menyusul Kota Palu kemudian di Kabupaten Donggala. "Kita sudah bikin peraturan bahwa NGO harus mendaftarkan mereka sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dulu baru dipekerjakan," katanya.

Peserta padat karya yang direkrut para NGO di Kota Palu, tidak lebih sedikit dari Kabupaten Sigi yang diperkirakan lebih dari 100 peserta. "Kalau di Palu sukses kita lanjutkan di Kabupaten Donggala," katanya.***