Arab Saudi bantu bangun masjid di Palu-Donggala

id Syafruddin ,menpan,dmi

Arab Saudi bantu bangun masjid di Palu-Donggala

Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) sekaligus Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Syafruddin (kanan) berbincang dengan Gubernur Kalbar Sutarmidji (kiri) saat pelantikan pengurus PW DMI Kalbar periode 2018-2023 di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (18/12/2018). Dalam kegiatan bertajuk penguatan program DMI mewujudkan masjid sebagai pusat peradaban umat tersebut, Syafruddin menyatakan bahwa tidak ada masjid di Indonesia yang dijadikan tempat doktrin aliran radikalisme. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/ama.)

Semoga dengan bantuan ini akan semakin meningkatkan keimanan para korban bencana khususnya di Palu dan Donggala

Jakarta, (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Arah Saudi akan membantu pembangunan masjid yang rusak akibat bencana alam di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Ketua Harian Dewan Masjid Indonesia (DMI) Haji Syafruddin di Jakarta, Minggu menyatakan, rencana tersebut terungkap ketika dirinya mengadakan dua pertemuan penting di sela-sela menjalankan ibadah umroh dengan dua pejabat Pemerintah Arab Saudi, .

Haji Syafruddin yang juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi bertemu dengan pimpinan Kantor Imigrasi Jeddah Brigjend Muhammad As Syarif dan Ahmad Al Ghahtan sebagai Wakil Museum Rumah Rasulullah di sebuah hotel di Mekkah. 

Dalam pertemuan tersebut, Muhammad As Syarif menyatakan niatnya memberikan bantuan untuk pembangunan masjid yang rusak akibat bencana alam di Palu dan Donggala. 

Kemudian, dengan Ahmad Al Ghahtan, membahas rencana pembangunan Museum Rasulullah di komplek Kawasan Masjid Al Markaz, Makassar.

Selain itu, bantuan akan disalurkan melalui DMI untuk pembangunan masjid lainnya di seluruh wilayah Indonesia. 

Muhammad As Syarif berharap bantuan yang akan diberikan dapat membantu umat Islam di wilayah terdampak bencana khususnya Palu dan Donggala untuk kembali dapat menjalankan ibadah secara khusyuk.

Haji Syafruddin menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi terkait bantuan pembangunan masjid yang akan diberikan Pemerintah Arab Saudi. 

"Semoga dengan bantuan ini akan semakin meningkatkan keimanan para korban bencana khususnya di Palu dan Donggala," kata Syafruddin tanpa merinci berupa apa bantuan yang dimaksud dan kapan akan direalisasikan.

Syafruddin menjelaskan DMI berperan aktif memberikan bantuan saat bencana alam terjadi di seluruh wilayah Indonesia seperti Lombok, Sulawesi Tengah dan yang terbaru di kawasan Banten serta Lampung. 

DMI memberikan bantuan aspek religius dengan alasan bantuan kemanuasiaan berupa makanan dan obat saat bencana jumlahnya akan sangat banyak, sedangkan bantuan religius bagi korban bencana masih sangat kurang.

"Saya perintahkan langsung pengurus DMI untuk bangun masjid semi permanen," ucap Syafruddin.

Terkait bencana gempa dan tsunami yang menimpa Palu, Donggala dan Sigi menghancurkan setidaknya 195 masjid dan DMI menargetkan akan membangun seratus masjid di tiga wilayah bencana tersebut.

Museum Rasulullah

Sementara itu, saat melakukan pertemuan kedua dengan Wakil Museum Rumah Rasulullah, Ahmad Al Ghahtan mengutarakan niatnya kepada Ketua Harian DMI, Haji Syafruddin untuk membangun Museum Rasulullah di kawasan Masjid Al Markaz, Makassar.

Syafruddin menyambut gembira niat pembangunan museum tersebut.

"Tentu ini merupakan niat yang sangat mulia dan menggembirakan bagi seluruh umat Islam yang ada di Indonesia," ungkap Syafruddin. 

Ia mengatakan rencana pembangunan Museum Rasulullah di Masjid Al Markaz, Makassar sejalan dengan 10 program unggulan DMI.

"Tentu nantinya Museum Rasulullah ini akan dapat meningkatkan syiar dan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Selain itu juga sejalan dengan program DMI, menjadikan masjid sebagai destinasi religius," kata Syafruddin.

Masjid Al Markaz dibangun pada tahun 1994 atas prakarsa mantan Panglima ABRI, Jendral Purn M. Jusuf. Arsitektur masjid yang terdiri dari tiga lantai ini terinspirasi dari Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Meski begitu, bentuk masjid tidak melupakan unsur arsitektur khas Sulawesi Selatan. Hal ini terlihat dari atap berbentuk kuncup segi empat yang mengambil ilham dari Masjid Katangka, Gowa masjid tertua di Sulawesi Selatan dan rumah Bugis-Makassar pada umumnya.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Al Markaz Al Islami juga menjadi pusat pengembangan dan penelitian, sosial budaya, pendidikan hingga ekonomi.