Tiga prinsip pesta demokrasi damai

id muhtadin,FKUB Sulteng,FKPT Sulteng,Pemilu damai,prinsip pesta demokrasi,tiga prinsip pesta demokrasi,demokrasi Islam,pri

Tiga prinsip pesta demokrasi damai

Sekretaris FKUB Sulawesi Tengah Dr Muhtadin Dg Mustafa menyampaikan materi pada FGD di selenggarakan Polres Parigi Moutong, bertema 'mewujudkan Pemilu 2019 yang bermartabat di Kabupaten Parigi Mouton', di Hotel Oktaria Parigi, Selasa. (Antaranews/Istimewa)

Palu (ANTARA) - Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Dr Muhtadin Dg Mustafa mengemukakan terdapat tiga prinsip untuk mewujudkan pesta demokrasi yang aman, damai dan berintegritas.

"Al Quran memberikan tiga prinsip yang harus dipegang dalam proses demokrasi atau politik sebagaimana disebutkan dalam Surah Ali Imran ayat 159," ucap Dr Muhtadin Dg Mustafa saat menyampaikan materi pada diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) yang mengangkat tema 'Mewujudkan Pemilu 2019 yang bermartabat di Kabupaten Parigi Mouton', di Hotel Oktaria Parigi, Sulawesi Tengah, Selasa.

FGD itu di selenggarakan oleh Polres Parigi Moutong, dan dibuka oleh Kapolres Parigi Moutong AKBP Zulham Efendi Lubis, SIK dan dihadiri oleh tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pimpinan organisasi dan generasi muda sebanyak 150 orang.

Kata Muhtadin, sesuai dengan ayat 159 pada Surah Al-Imran tersebut. Maka, pertama, perlu sikap lemah lembut agar orang atau masyarakat bisa simpati. Serta Hindari ujaran kebencian dan saling menghujat.

Sekretaris FKUB Sulawesi Tengah itu mengemukakan, kedua, memberi maaf dan terbuka karena dalam proses demokrasi/pemilu pasti ada yang tidak puas atau terciderai hati dan perasaannya.

Ketiga, kebulatan tekad untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan (meski ada yang tidak setuju).

Kepala Bidang Penelitian Forum Koordinasi Pencegaham Terorisme Sulawesi Tengah itu mengutarakan, pemilu dalam konteks kebangsaan adalah, panggilan negara buat anak bangsa yang punya komitmen dan jiwa kabangsaannya untuk menggunakan hak suaranya.

Sedang pemilu dalam konteks agama, sebut dia, dimaknai sebagai bentuk syukur kita kepada Allah atas negeri ini.

"Sehingga kita punya tanggung jawab moral mensukses pemilu karena jika pemilu ini sukses dan damai maka kemakmuran dan kenyamanan akan terus terwujud," kata Muhtadin.

Pemilu merupakan salah satu bentuk perwujudan pelaksanaan demokrasi. Tujuan pokok pemilu itu untuk memilih pemimpin atau ulil amri.
Jika pemilu sebagai sarana melahirkan pemimpin bangsa, maka pemilu itu menjadi keharusan/kewajiban untuk disukseskan oleh seluruh masyarakat.
 
Foto bersama Kapolres Parigi Moutong AKBP Zulham Efendi Lubis, SIK dengan narasumber dan tokoh-tokoh masyarakat disela-sela FGD di selenggarakan Polres Parigi Moutong, bertema 'mewujudkan Pemilu 2019 yang bermartabat di Kabupaten Parigi Mouton', di Hotel Oktaria Parigi, Selasa. (Antaranews/Istimewa)