Gempa Banggai dan Palu terjadi hari Jumat, satu jelang maghrib, satunya jelang isa

id gempa banggai,luwuk

Gempa Banggai dan Palu terjadi hari Jumat, satu jelang maghrib, satunya jelang isa

Suasana panik warga Kota Luwuk yang mengungsi ke gunung-gunung pascagempa 6,9 skala richter melanda kota itu, Jumat (12/4) malam. (Antaranews Sulteng/Stevan Pontoh)

Palu (ANTARA) - Gempa Banggai 12 April 2019 dan Gempa Palu 28 September 2018, sama-sama terjadi pada hari Jumat, dengan waktu kejadian berdekatan yaitu gempa Palu jelang shalat maghrib sedng gempa Banggai jelang salat isa.

Gempa bumi bermagnitudo 6,9 pada skala richter, Jumat (12/4/2019) mengguncang Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan dan Banggai Laut, pukul 19.40 Wita ketika warga muslim sedang menantikan waktu shalat isya. Sedangkan gempa bumi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong, terjadi Jumat (28/9/2018) saat warga baru saja mendengarkan azan maghrib berkumandang di masjid-masjid.

Parahnya, gempa Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong ini diikuti tsunami dan likuifaksi sehingga dampaknya sangat masif menghantam sarana dan prasarana umum dan milik masyarakat serta menewaskan hampir 5.000 orang dengan kerugian material ditaksir tidak kurang dari Rp40 triliun.

Sedangkan gempa Banggai Kepulauan yang oleh BMKG diprediksi menimbulkan tsunami tetapi ternyata tidak terjadi, dan hingga pukul 21.30 Wita, tidak ada laporan adanya korban atau kerusakan bangunan yang ditimbulkan gempa tersebut.

Memang sempat beredar khabar-khabar yang tidak bisa dikonfirmasikan bahwa ada pulau di Kabupaten Banggai Laut yang tenggelam karena terletak persis di titik pusat gempa.

"Ya, masyarakat memang panik dan berlarian menyelamatkan diri ke tempat-tempat yang tinggi, tetapi situasi aman-aman saja. Tidak ada tanda-tanda bakal terjadi tsunami di pantai," kata seorang sumber kepolisian.

Seorang warga yang belum diketahui identitasnya mengirim vidio dari tepi pantai di Kota Luwuk pada pukul 21.15 Wita dan menyebutkan bahwa permukaan air di pantai normal-normal saja.

"Ndak usah panik, semua aman-aman saja," ujarnya.

Puluhan ribu warga di tiga kabupaten di Banggai sampai saat ini masih bertahan di tempat-tempat ketinggian untuk menanti situasi benar-benar aman baru kembali ke rumah masing-masing.

Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Kota Palu Basrano mengatakan dari pantauan Basarnas dan informaai resmi yang mereka terima, situasi di Kabupaten Bangai Kepulauan, Banggai dan Morowali hingga kini masih aman, dan warga telah diungsikan di wilayah pegunungan.

"Situasi di Kabupaten Morowali terjadi pemadaman listrik, BPBD setempat telah mendirikan tenda darurat," ungkap Basrano.

Dia menghimbau agar warga tetap tenang dan tidak panik.

Hingga kini belu ada informasi resmi mengenai kerusakan bangunan yang diakibatkan gempa tersebut.
 
Darman (56) menjalani perawatan di luar ruangan seusai gempa melanda Banggai Kepulauan, Sulawesi Tenggara, Jumat (12/4/2019). Pasien BRSD Kabupaten Banggai terpaksa menjalani perawatan di luar ruangan pascagempa dengan kekuatan 6,8 skala richter. (ANTARA FOTO/STEVAN PONTOH)