Prospect Indonesia Siapkan 16.000 Bibit Rotan

id rotn, bibit

Prospect Indonesia Siapkan 16.000 Bibit Rotan

Project Officer PROSPECT Palu Muh Arif Sutte (kiri) dan Direktur IZL Jerman Prof Auwi Stubbe (kanan) menanam rotan di areal percontohan budidaya rotan milik Prospect Indonesia di Desa Walatana, Kabupaten Sigi, Sulteng, Minggu (9/3) (ANTARASulteng/Rolex Malaha)

"Kami tidak memperdagangkan bibit ini, tetapi para penerima perlu memberikan kontribusi yang tidak besar sebagai bentuk partisipasi dalam mengembangkan kebun pembibitan," ujar Arif
Palu (antarasulteng.com) - Kebun pembibitan rotan milik Prospect (promoting sustainable consumption and product ecofriendly rattan) Indonesia mampu menyemaikan 16.000 bibit rotan untuk kepentingan budi daya di Sulawesi Tengah.

"Kami mempunyai tiga kebun bibit percontohan yang dibangun sejak Juni 2013 yakni di Desa Walatana, Kabupaten Sigi, dan Parigi serta Tolay di Kabupaten Parigi Moutong. Jumlah bibit yang sudah hidup mencapai 16.000 pohon. Sebagian di antaranya sudah siap tanam," kata Project Officer Prospect Sulawesi Tengah Muhammad Arif Sutte di Palu, Senin.

Menurut Arif, ada berbagai jenis rotan yang dibibitkan Prospect di tiga lokasi tersebut dan sebagian besar hasilnya akan didistribusikan kepada masyarakat, baik secara pribadi maupun kelompok atau perusahaan yang serius untuk mengembangkan budi daya rotan.

Kegiatan pembibitan dilakukan dengan bekerja sama kelompok tani setempat. Para petani mengumpulkan anakan rotan yang dicabut dari hutan kemudian dimasukan ke dalam koker dan dipelihara oleh anggota kelompok tani dengan bimbingan para ahli dari Prospect.

Ia menjelaskan, lama pembibitan bervariasi sesuai jenis rotan antara satu 14 sampai 18 bulan, karena ada jenis yang mudah tumbuh dan ada yang lambat perkembangannya. Itu sebabnya, sampai saat ini belum ada bibit yang bisa disalurkan.

Sesuai petunjuk pakar rotan dari Universitas Tadulako Palu, Prof Dr Tanra Tellu, MS, bibit rotan baru bisa ditanam setelah sekitar 15 bulan dibibitkan atau telah memiliki paling sedikit tujuh helai/tangkai daun.

Arif mengatakan, sebagian besar dari hasil pembibitan itu akan disebarkan kepada masyarakat dan sekitar 2.000 pohon akan ditanam pada lahan budidaya percontohan seluas dua hektare di Desa Walatana.

Masyarakat atau kelompok masyarakat dan usaha yang berminat membudidayakan rotan dapat meminta bibit tersebut dengan sedikit kontribusi untuk kelangsungan usaha pembibitan yang dilaksanakan kelompok tani.

"Kami tidak memperdagangkan bibit ini, tetapi para penerima perlu memberikan kontribusi yng tidak besar sebagai bentuk partisipasi dalam mengembangkan kebun pembibitan," ujarnya tanpa menyebut berapa besar harga setiap bibit rotan itu.

Kebun pembibitan rotan dan pembukaan lahan percontohan budidya rotan ini dilaksanakan oleh LSM Perkumpulan Untuk Pengembangan Usaha Kecil (PUPUK) Indonesia bekerja sama dengan pusat inovasi rotan dari Jerman dan Belanda yang dibiayai oleh Uni Eropa.

Ia juga mengemukakan bahwa pembibitan dan pengembangan budidaya rotan dewasa ini tidak perlu lagi memilih-milih jenis rotan karena dengan ditemukannya produk baru berupa rotan papan yang sedang dikembangkan pusat iNonasi rotan nasional (Pirnas), semua jenis rotan dapat diserap oleh pasar.

Prospect Indonesia memilih Sulteng menjadi lokasi pembangunan keun bibit dan lahan percontohan budidaya rotan karena daerah ini merupakan penghasil rotan terbesar di Indonesia, namun produksi rotan semakin menurun seiring dengan kerusakan hutan akibat eksploatasi untuk mengambil kayu atau membuka perkebunan. (R007/N002)