BNPT-FKPT Sulteng kenalkan bahaya radikalisme ke mahasiswa Untad

id BNPT,FKPT Sulteng,mahasiswa untad,untad palu,radikalisme ,terorisme

BNPT-FKPT Sulteng kenalkan bahaya radikalisme ke mahasiswa Untad

Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid, Kasubdit Pemberdayaan BNPT, Dr Hj Andi Intang Dulung, Ketua FKPT Sulteng, Dr Muhd Nur Sangadji DEA, Ketua FKUB Sulteng, Prof Dr KH Zainal Abidin MAg dan Rektor Untad Palu Prof Dr Mahfudz, foto bersama disela-sela kegiatan seminar nasional pencegahan radikalisme dan terorisme melibatkan civitas akademik melalui FKPT Sulteng bertajuk "jaga kampus kita" berlangsung di Universitas Tadulako Palu, Selasa 8 September 2020. (ANTARA/HO-Alsih Marselina)

Ada tiga indikator gerakan dan paham radikal dan teror yaitu menggunakan ideologi agama, takfiri, dan anti tasawuf/thareqat
Palu (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah mengenalkan bahaya paham intoleransi, radikal, dan teror kepada mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu, Selasa.

"Ada tiga indikator gerakan dan paham radikal dan teror yaitu menggunakan ideologi agama, takfiri, dan anti tasawuf/thareqat," kata Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid, dalam seminar nasional pencegahan radikalisme dan terorisme melibatkan civitas akademik melalui FKPT Sulteng, Selasa.

Baca juga: BNPT: Kelompok radikalisme selalu benturkan negara dan agama

Seminar bertajuk jaga kampus kita, itu berlangsung di Universitas Tadulako Palu.

Ahmad Nurwakhid menjelaskan kelompok radikalisme dan terorisme cenderung memanipulasi dan mempolitisasi agama dalam gerakannya, yang tidak lain untuk kepentingan paham dan gerakan mereka.

Selain itu, mereka yang menganut paham radikal dan teror cenderung memusuhi kelompok lain yang tidak sependapat atau yang enggan mengikuti paham mereka.

"Selain menggunakan ideologi agama, indikator kedua yaitu takfiri yaitu selalu menyalahkan dan mengkafirkan kelompok yang tidak sependapat dengan mereka," ungkap dia.

Baca juga: FKPT Sulteng: Anak eks napi teroris berhak dapat perhatian pemerintah

Terakhir, kelompok radikalisme dan terorisme anti terhadap tasawuf dan thareqat. 

Substansi dari tasawuf dan tareqat kata dia, yakni rendah hati, sejalan dengan anjuran agama yang mengajarkan pemeluknya untuk bersikap rendah hati kepada setiap manusia.

Berkaitan dengan kegiatan tersebut, Rektor Untad Palu, Prof Dr Mahfudz menegaskan tidak ada mahasiswa dan dosen serta seluruh komponen civitas akademik di Untad yang terlibat atau mendukung gerakan radikalisme dan terorisme.

"Belum ada civitas akademik, bahkan alumni Untad yang terlibat dalam aksi-aksi radikalisme dan terorisme," kata Mahfudz.

Baca juga: BNPT harap peran para tokoh di Sulteng kuatkan ketahanan ideologi bangsa

Namun begitu, kata dia, Untad Palu tetap waspada terhadap tumbuh dan berkembangnya gerakan tersebut.

Untad kata dia, selalu melakukan penguatan nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme, dan Pancasila kepada mahasiswanya.

Terkait hal itu, Ketua FKUB Sulteng juga mantan Rektor IAIN Palu Prof Zainal Abidin memandang perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menangkal radikalisme.

Bagi dia, perguruan tinggi dapat memainkan dua peran yaitu peran internal dan eksternal. 

Peran internal mengontrol kelompok-kelompok kajian dan organisasi sosial/keagamaan yang berafiliasi dengan dunia kampus dengan cara-cara yang bijak dan dialogis, tanpa harus mengebiri kebebasan akademik yang menjadi ciri khas perguruan tinggi.

Sementara peran eksternal kata dia, dilakukan melalui darma pengabdian masyarakat, juga harus memainkan peran dalam mengeliminir berkembangnya ideologi radikalisme-terorisme di kalangan masyarakat, khususnya factor-factor yang menjadi penyebabnya, meliputi aspek pemikiran, ekonomi, politik, sosial, pendidikan, dan psikologi.

Dalam mengenalkan bahaya radikalisme dan terorisme kepada mahasiswa, BNPT dan FKPT Sulteng melibatkan mantan narapidana terorisme, Yudi Zulfahri.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid, menyampaikan pidato kunci dalam seminar nasional pencegahan radikalisme dan terorisme melibatkan civitas akademik melalui FKPT Sulteng bertajuk "jaga kampus kita" berlangsung di Universitas Tadulako Palu, Selasa 8 September 2020. (ANTARA/Muhammad Hajiji)