Khatib: Jabatan Dan Kewenangan Diabdikan Kepada Allah

id sholat, idul adha

Palu (antarasulteng.com) - Seorang khatib Shalat Idul Adha mengatakan jabatan dan kewenangan yang dimiliki seseorang seharusnya dilaksanakan untuk pengabdian kepada Allah dan bukan menimbulkan kesengsaraan pihak lain.

Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sulawesi Tengah, Hamzah Rudji, mengatakan itu saat menjadi khatib Shalat Idul Adha di halaman kampus Universitas Muhammadiyah, Kota Palu, Sabtu pagi.

Menurut dia, jabatan yang dimiliki, pangkat yang diraih, gelar yang disandang dan kewenangan yang dipunyai yang seharusnya dilaksanakan demi pengabdian kepada Allah dan bukan untuk pencitraan agar memperoleh popularitas.

"Tidak sedikit, orang yang dengan kewenangannya justru menimbulkan kesengsaraan bagi banyak orang," kata menegaskan.

Ia mengatakan kezaliman yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan wewenang dan jabatan tidak hanya merusak secara perorangan tapi telah merusak kelompok-kelompok, organisasi dan partai politik.

"Bahkan organisasi-organisasi keagamaan pun tercemar dengan ulah kerakusan dan kezaliman," katanya.

Pada bagian lain khutbah, khatib mengajak ribuan orang Muslim yang melakukan Shalat Idul Adha untuk merenungkan sifat-sifat Nabi Ismail AS, anak Nabi Ibrahim AS, yang merelakan dirinya berkorban bahkan mendorong ayahnya untuk segera menyembelih dirinya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.

Bahkan, ujarnya, Nabi Ismail AS --yang mengetahui ayahnya ragu dan bimbang untuk menyembelih dia-- malah berusaha menenangkan kegelisahan ayahnya dan bukan malah membuat gelisah.

Ternyata, Allah berkehendak lain karena Allah sebenarnya ingin menguji keimanan Nabi Ibrahim AS dan kesabaran putranya, Nabi Ismail AS, ujarnya.

"Itulah gambaran pemuda yang kita dambakan saat bangsa kita mengalami dekadensi moral dan kerusakan ahlak. Kita tidak membutuhkan pemuda yang pintar menyuarakan kebenaran tapi tidak paham tentang arti dan makna kebenaran," katanya.

Selain itu, katanya, "kita juga tidak butuh pemuda yang menyatakan kezaliman sebagai kebenaran akibat terlalu cerdas beretorika dan berteori sehingga mengabaikan makna, hakikat dan hikmah kebenaran".

"Pemuda-pemudi seperti inilah yang membawa fitnah, bencana, kesesatan berpikir dan menimbulkan musibah dalam kehidupan masyarakat," katanya.

Pada tengah hari sampai sore, Universitas Muhammadiyah Palu berencana memotong belasan hewan kurban yang diperoleh dari warga kampus serta warga Kota Palu yang menitipkan hewan kurban untuk disembelih di kampus itu.

Selain di Universitas Muhammadiyah, Shalat Idul Adha juga dilaksanakan di Jl Soeprapto, Jalan Tanjung Satu dan Jalan Cendrawasih.

Sebagian umat Muslim di Kota Palu melaksanakan Shalat Idul Adha pada Minggu (5/10) --yang dipusatkan di halaman Masjid Agung, Halaman Masjid Raya dan Lapangan Vatulemo.