74 orang di Parimo terpapar COVID-19 dari hasil swab masal

id Irwan, positif Corona, Parigi Moutong, Sulteng, terkonfirmasi positif

74 orang di Parimo terpapar COVID-19 dari hasil swab masal

Juru Bicara Satgas COVID-19 Parigi Moutong, Irwan. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi (ANTARA) -
Sebanyak 74 orang dinyatakan terpapar virus corona di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, dari 680 orang yang menjalani swab tes masal beberapa waktu lalu.
 
"Dari hasil swab, sekitar 11 persen dari 74 pejabat di jajaran pemerintah daerah setempat terkonfirmasi positif," kata Juru Bicara Satuan Tugas penanganan COVID-19 Parigi Moutong Irwan, di Parigi, Kamis.
 
Ia mengemukakan khusus di kalangan masyarakat pada pengambilan sampel, Satgas COVID-19 memastikan sejumlah pejabat berisiko positif, karena sebelumnya sejumlah pejabat di jajaran Pemkab Parigi Moutong sempat terpapar virus corona, bahkan dilaporkan ada yang meninggal dunia.
 
Menurut dia, jika di rata-ratakan yakni pegawai yang sempat terpapar sebelumnya, sehingga secara presentasi diperkirakan sebanyak 10 hingga 11 persen.
 
"Terjadi ketambahan kasus positif baru dipastikan sudah menjadi penularan atau transmisi lokal," ujar Irwan.

Hingga kini, jumlah kumulatif positif COVID-19 di Parigi Moutong sudah mencapai 249 kasus, 60 orang dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal dunia.

Dia menambahkan, swab masal dilakukan pemerintah setempat karena terjadi lonjakkan kasus mulai November dan Desember 2020, sehingga pemerintah mengambil langkah pengambilan sampel terhadap ratusan warga di kabupaten itu. Di mana Pemkab Parigi Moutong melaksanakan swab tes bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan melalui Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Makassar.
 
"Selain pejabat ada juga staf di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga kecamatan," ucap Irwan.

Dari lonjakan kasus, hingga kini Parigi Moutong masuk dalam zona orange, dan masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan, paling tidak menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).

"Kita tidak ingin kasus ini terus meningkat, maka tidak ada jalan lain saat ini selain mematuhi protokol kesehatan," demikian Irwan.