KKP: Sulteng Paling Siap Implementasikan SLIN

id slin

KKP: Sulteng Paling Siap Implementasikan SLIN

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (antara)

Kami berharap program SLIN ini akan tumbuh dari bawah dan pusat tinggal membantu hal-hal yang diperlukan
Palu,  (antarasulteng.com) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempersiapkan 13 provinsi di Indonesia untuk mengimplementasikan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) pada 2016 dan Sulawesi Tengah dinilai sebagai daerah yang paling siap untuk itu.

"Kami memang mempersiapkan 13 provinsi untuk dibantu mengimplementasikan SLIN, namun baru Sulawesi Tengah yang telah memiliki kelompok kerja (Pokja) SLIN. Mudah-mudahan Sulteng akan menjadi daerah kedua di Indonesia yang memiliki SLIN setelah Sulawesi Tenggara," kata Ketua Kelompok Kerja SLIN KKP Herianto Marwoto di Palu, Selasa malam.

Usai menghadiri pertemuan Pokja SLIN Sulawesi Tengah membahas kesiapan Sulteng mengimplementasikan SLIN, Marwoto mengatakan daerah ini telah memiliki sarana dan fasilitas yang cukup memadai sehingga KKP tinggal mengintervensi hal-hal tertentu dan SLIN sudah bisa operasional.

Selain itu, Sulteng telah membuat kajian-kajian mendalam yang melibatkan berbagai pihak terkait seperti akademisi, pengusaha perikanan, dan para nelayan penangkap ikan terkait implementasi SLIN tersebut.

Ketika ditanya bentuk intervensi apa saja yang akan dilakukan KKP, Marwoto yang mantan Dirjen Perikanan Tangkap KKP itu mengatakan hal itu tergantung kebutuhan di daerah.

"Kami berharap program SLIN ini akan tumbuh dari bawah dan pusat tinggal membantu hal-hal yang diperlukan," ujarnya.

Sedangkan Kepala Dinas KP Sulteng Hasanuddin Atjo mengemukakan daerahnya siap mengimplementasikan SLIN berbasis pelabuhan perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Ogotua, Kabupaten Tolitoli dan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Donggala, Kabupaten Donggala.

Kedua pelabuhan ini telah memiliki fasilitas dasar seperti dermaga yang memadai, TPI, listrik, air bersih, gudang pendingin, pabrik es dan instalasi pelayanan bahan bakar untuk nelayan meski belum memenuhi kebutuhan sebuah SLIN.

"Kita masih butuh intervensi lagi dalam peningkatan kapasitas pabrik es balok dan gudang pendingin (cold storage) khususnya yang bisa dipindah-pindahkan serta alat-alat transportasi hasil perikanan baik kendaraan darat maupun laut," ujarnya.

Dia menjelaskan SLIN merupakan salah satu kegiatan strategis di sektor KP yang dinilai mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan nelayan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

Manfaat utama SLIN adalah fungsi stabilisasi stok dan harga. Di saat musim ikan, ikan-ikan yang berlebih dapat dibekukan dan disimpan di gudang penyimpanan sebagai stok untuk dipasok ke pasar atau industri saat musim paceklik tiba. Demikian juga untuk produksi perikanan darat atau budidaya.

Dengan demikian, katanya, sistem ini akan berdampak terhadap stabilitas harga di tingkat nelayan maupun konsumen, jaminan pemenuhan bahan baku untuk industri sekaligus dapat menekan laju inflasi serta membuka peluang pengembangan industri olahan ikan di daerah-daerah.