PMI Parigi Moutong upayakan adanya unit transfusi darah

id PMI, Parigi, transfusi darah, sulteng

PMI Parigi Moutong  upayakan adanya unit transfusi darah

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Parigi Moutong, Noor Wachida Prihartini (kiri) saat meninjau ke dalam markas baru PMI Parigi Moutong, di Parigi, Senin (26/7/2021). ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mengupayakan adanya unit transfusi darah (UTD) guna mendukung pemerintah dalam menyediakan stok darah di kabupaten itu.

"Kebutuhan darah di kabupaten ini sangat tinggi, namun tidak didukung dengan minta orang mendonor darah, tidak jarang rumah sakit daerah kewalahan mencari stok darah. Atas kondisi ini, kami berencana akan membangun UTD untuk mengakomodasi kebutuhan darah yang diperlukan masyarakat," kata Ketua PMI Parigi Moutong Noor Wachida Prihartini di Parigi, Senin.

Ia menjelaskan minimnya stok darah di rumah sakit sudah menjadi permasalahan cukup lama di kabupaten itu. Oleh karena itu, PMI sebagai salah satu organisasi sosial memiliki tanggung jawab atas ketersediaan stok darah di Parigi Moutong.

Dikemukakannya, dengan keberadaan markas permanen PMI Parigi Moutong atas bantuan PMI Pusat Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ( IFRC ) yang dibangun di atas lahan hibah Pemkab Parigi Moutong seluas 7.600 meter per segi akan diupayakan pembangunan UTD.

"Tentunya dalam mewujudkan dalam rencana itu, kami juga butuh bantuan dari para pihak yang tidak lain apa yang mencari cita-tita kami ini untuk misi kemanusiaan," ujar Wachida.

Ia memaparkan kehadiran PMI yang diperkuat Undang-undang Nomor 1 tahun 2018 tentang Kepalangmerahan bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kemanusiaan baik dalam kondisi darurat maupun non-darurat, sekaligus menjadi mitra pemerintah dalam melaksanakan penanggulangan bencana.

"Kami juga hadir membantu masyarakat terdampak bencana gempa 28 September 2018 di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong, sejak masa tanggap darurat bencana hingga masa rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yang selalu dapat dukungan PMI pusat dan IFRC," ucap Wachida yang juga Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Parigi Moutong.

Terlepas dari itu, kehadiran PMI juga turut serta membantu pemerintah dalam melakukan upaya pencegahan, penanggulangan dan pengendalian wabah COVID-19.

Sejak wabah virus corona masuk di Parigi Moutong pada tahun 2020, katanya, pada masa tanggap darurat bencana non-alam itu PMI setempat telah ikut serta melakukan kegiatan pencegahan, mulai dari pendistribusian masker kepada masyarakat hingga penyemprotan disinfektan di ruang-ruang publik.

"Kami tetap menjaga kemandirian dan kenetralan dalam penyelenggaraan kepalangmerahan kepada masyarakat sangat penting untuk dipertahankan. Kami juga sadar bahwa tidak dapat dipungkiri PMI belum optimal mencapai tujuan, sehingga kami butuh dukungan pemangku kepentingan agar ke depan dapat lebih baik," demikian Wachida.