Tokoh agama himbau warga tidak monopoli kebenaran

id tablik

Tokoh agama himbau warga tidak monopoli kebenaran

Prof Dr H Zainal Abidin MAg, Ketua MUI Palu menyampaikan ceramah pada tabligh akbar yang di gelar satuan tugas nusantara Polres Sigi, di Kecamatan Marawola, Minggu. (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji)

Jangan menganggap bahwa kita-lah yang paling benar dan yang lain salah
Sigi, Sulawesi Tengah, (Antaranews Sulteng) - Salah seorang tokoh Agama  Islam di Sulawesi Tengah Prof KH Zainal Abidin MAg, di Sigi, Minggu, menghimbau masyarakat di Kabupaten Sigi, untuk tidak memonopoli kebenaran.

"Jangan menganggap bahwa kita-lah yang paling benar dan yang lain salah," ucap Zainal Abidin saat menyampaikan ceramah pada tabligh akbar Satgas Nusantara Polres Sigi, di Kecamatan Marawola, Minggu.

Guru Besar Pemikiran Islam Modern Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu ini menguraikan memonopoli kebenaran dengan menyalahkan pihak lain, menjadi salah satu penyebab konflik.

Bahkan, sebut dia, sikap itu akan mengantar putusnya hubungan silaturahim, hubungan antarsesama manusia dan antaragama.

Selain itu, sikap itu dapat menjadi salah satu sumber konflik sosial yang dapat memecah belah toleransi ditengah masyarakat.

"Kalau mau berdamai, mewujudkan siaturahim dan merajut persaudaraan maka jangan memonopoli kebenaran," sebutnya.

Ketua Rois Syuria Nahdlatul Ulama ini mengemukakan, selain monopoli, masyarakat jangan berburuk sangka kepada setiap individu manusia.

Sikap mencurigai orang lain yang berlebihan, sebut dia, akan menimbulkan suatu tindakan yang dapat mencederai persaudaraan.

"Berburuk sangka, selalu berpikir negatif kepada orang lain. Ini suatu sikap yang tidak baik," sebutnya.

Dia menjelaskan Islam sebagai salah satu agama di muka bumi, tidak menganjurkan umatnya untuk menjelekkan orang lain, berpikir negatif terhadap orang lain, serta memonopoli kebenaran.

Sebaliknya, Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusia, persatuan dan kesatuan.

Karena itu, sebagai umat yang beragama, berjalan-lah di muka bumi dengan mengedepankan tuntutan agama masing-masing, serta menjungjung tinggi nilai kemanusiaan