50 pengasuh ponpes Sulteng dilibatkan program Wajardikdas

id Rusman Langke

50 pengasuh ponpes Sulteng dilibatkan program Wajardikdas

Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Rusman Langke (kemenag.go.id)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah melibatkan 50 pengasuh pondok pesantren dalam workshop penyelenggaraan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajardikdas).

Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Rusman Langke di Palu, Rabu, mengatakan Wajardikdas di lingkungan Ponpes mulai diprogramkan tahun 2018.

Program ini sangat strategis sebagaimana amanat Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengamanatkan Kemenag untuk membina tokoh tenaga pendidik dan kependidikan lingkungan Ponpes.

Workshop Ponpes Salafiyah se-Sulteng itu digelar di Kota Palu pada Senin (9/7) sampai Rabu (11/7). 

Kegiatan itu diikuti 50 peserta, terdiri dari Kanwil 1 orang, Kota Palu 20 orang, Kabupaten Sigi 4 orang, Kabupaten Parimo 9 orang, Kabupaten Poso 2 orang, Kabupaten Banggai 2 orang, Kabupaten Touna 1 orang, Kabupaten Morowali 2 orang, Kabupaten Buol 6 orang, Kabupaten Banggai Laut 1 orang dan Kabupaten Tolitoli 2 orang.

Bagaimana kita bisa menggembleng, mendidik generasi kita di masa mendatang untuk menjadi generasi yang berkarakter dan berakhlaktulkarimah, kata Kakanwil.

Kakanwil menjelaskan peserta kegiatan yang merupakan pelaku langsung, sangat penting untuk memahami bahwa Ponpes merupakan salah satu institusi pendidikan tertua di Indonesia yang telah eksis berabad-abad.

Sehingga, Ponpes harus dipelihara sebaik-baiknya sesuai kondisi daerah masing-masing.

"Sebelum kita merdeka, pendidikan yang paling terdepan adalah Ponpes, para kiyai yang melakukan pembelajaran hanya di surau, musholah dan masjid karena saat itu kita dikejar-kejar bangsa penjajah," ucapnya.

Itulah sejarah yang membuktikan bahwa lembaga pendidikan tertua di Indonesia itu adalah Ponpes, jelas Kakanwil.

Secara nasional, lanjut dia, Ponpes sudah mencapai kurang lebih 16 ribu, termasuk di Sulteng yang berjumlah 117 Ponpes. Meski belum terlalu banyak seperti di daerah Gorontalo, mantan Kakanwil Kemenag Gorontalo itu mengaku bersyukur kepada pengelola yang sudah memiliki keikhlasan mengabdi untuk mencerdaskan generasi yang akan datang.

Terkait dengan Wajardikdas 9 tahun, tidak boleh lagi ada generasi yang tidak mengenyam pendidikan.

Olehnya, Rusman mengharapkan guru-guru harus bisa meningkatkan kualitas, karena di zaman sekarang semua serba terbuka, tidak ada alasan tidak punya kesempatan, semua bebas belajar tanpa perlu mengungjungi perpustakaan untuk mencari referensi karena bisa melalui gawai.