Sulteng optimistis capai target produksi bawang merah

id bawang merah

Sulteng optimistis capai target produksi bawang merah

Petani panen bawang merah (Foto Antara)

Itu sasaran produksi selama Januari-Desember 2018
Palu,  (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) optimistis mencapai target produksi bawang merah di daerahnya pada 2018 sebanyak 208.000 ton.

"Itu sasaran produksi selama Januari-Desember 2018," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng Trie Iriyani Lamakampali di Palu, Kamis.

Ia mengatakan sasaran produksi bawang merah tersebut tersebar di semua kabupaten dan kota di Sulteng, termasuk di Lembah Palu yang selama ini cocok bagi pengembangan komoditas pangan itu.

 Dari seluruh kabupaten dan kota di Sulteng yang menjadi lokasi pengembangan komoditas bawang merah, kata dia, Sigi merupakan?sentra pengembangan bawang merah terbesar di daerahnya.

Di Kabupaten Sigi pada 2018 ditargetkan pencapaian produksi bawang merah sebanyak 57.000 ton, menyusul Kabupaten Poso 35.000 ton, dan Kabupaten Donggala 30.000 ton.

Tiga daerah di Sulteng itu, kata Trie, selama ini merupakan penghasil bawang merah terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah.

Baca juga: Sulteng targetkan produksi bawang merah 20.894 ton

Bahkan, bawang merah yang diproduksi petani di Lembah Palu dan Sigi merupakan bahan baku utama produk pangan bawang goreng khas Palu.

Selama ini, produk bawang goreng khas Kota Palu, bukan hanya konsumsi masyarakat lokal, tetapi sudah dipasarkan secara luas sampai ke luar negeri.

Pemerintah pusat maupun provinsi serta kabupaten terus mendorong petani untuk mengembangkan komoditas bawang merah secara besar-besaran karena permintaan pasar terus meningkat setiap tahunnya.

Bahkan, kata Trie, sering kali harga bawang merah di pasaran lokal naik karena stok berkurang dan permintaan meningkat.

Saat stok bawang merah di pasar menipis, terkadang para pedagang terpaksa mendatangkannya dari luar daerah. Selama ini pedagang di Kota Palu mendatangkan bawang merah dari Parepare yang merupakan sentra produksi bawang di Provinsi Sulawesi Selatan.

Trie juga mengatakan saat kondisi cuaca ekstrem, produksi petani berkurang, sebab memang komoditas bawang tidak bisa kebanyakan air. "Kalau curah hujan tinggi, dipastikan produksi petani menurun drastis," kata dia.

 Akibatnya, harga bawang merah di pasaran bergerak naik dan pemerintah provinsi meminta Perum Bulog Sulteng melakukan stabilisasi harga dengan mendatangkan pasokan bawang merah dari luar daerah.

 Hal itu sudah sering dilakukan oleh Bulog Sulteng yang mendatangkan bawang merah dari daerah lain dan mendistribusikan ke pasar melalui operasi pasar (OP) dan juga menjualnya melalui Rumah Pangan Kita (RPK).

Harga bawang merah di pasaran lokal saat ini berkisar Rp25.000/kg dan bawang putih Rp20.000/kg.

Harga bawang merah tersebut termasuk masih normal dibandingkan sebelumnya hingga mencapai Rp60.000/kg saat produksi petani di Kabupaten Poso dan Sigi mengalami gangguan karena dampak dari cuaca ekstrem.

Baca juga: Pestisida nabati efektif kendalikan hama bawang merah
Baca juga: Bawang merah Parigi Moutong jadi unggulan nasional