Pemerintah ajak petani terdampak bencana beralih ke hortikultura

id Petani, pertanian, bencana, Sulteng

Pemerintah ajak petani terdampak bencana beralih ke hortikultura

Kondisi lahan pertanian di Desa Jono Oge,Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pascagempa, tsunami dan likuefaksi. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menganjurkan para petani di wilayah yang terdampak bencana gempa, tsunami dan likuifaksi agar beralih mengolah tanaman hortikultura atau yang tidak bergantung terhadap air.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah Trie Iriana Lamakampali, di Palu, Selasa, mengatakan bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan sebagian wilayah Kabupaten Parigi Moutong berdampak terhadap kondisi lahan pertanian khususnya lahan persawahan.

"Kabupaten Sigi banyak lahan pertanian rusak. Jika petani sudah siap mentalnya bercocok tanam kembali kami sarankan untuk sementara menanam tanaman yang tidak membutuhkan air terlalu banyak," ujar Trie.

Menurutnya, petani Sigi sebagian besar bergantung terhadap saluran irigasi gumbasa untuk mengairi lahan pertanian mereka, namun saat ini kondisi irigasi tersebut tidak dapat digunakan karena rusak parah dan proses perbaikan infrastrukturnya cukup memakan waktu lama.

Di samping itu, lahan pertanian banyak bergelombang tidak beraturan maupun terbelah serta patah akibat guncangan gempa 7,4 Skala Richter sehingga harus diratakan menggunakan alat berat agar bisa diolah kembali untuk kegiatan usaha tani.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Sigi difungsikan sebagai lahan pertanian baik dari sektor tanaman pangan, hortikultura hingga perkebunan dan kegiatan pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat setempat.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat memberikan solusi agar petani bisa bangkit dan mengolah kembali lahan mereka sebagai upaya pemulihan ekonomi petani," ungkap Trie.

Selain membantu meratakan lahan persawahan, paparnya, pemerintah bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sulawesi Tengah ikut memfasilitasi pembuatan sumur tanah dangkal di sejumlah titik agar petani dapat mengairi lahan guna kesuburan tanah dan tanaman, termasuk dimanfaatkan untuk dikonsumsi.

Meski sejumlah daerah di provinsi itu terdampak bencana alam, namun hal tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi tanaman pangan khususnya padi di Sulawesi Tengah.

"Kondisi ini tidak berpengaruh besar karena selain padi sawah, ada juga padi ladang yang menopang keberlangsungan produksi tanaman pangan, sehingga stok pangan Sulawesi Tengah dinilai cukup untuk konsumsi masyarakat, " tutur Trie.

Baca juga: Sulteng optimistis hasil panen petani lebih baik
Baca juga: FAO pemulihan 70.000 petani-nelayan di Sulteng